Kamis, 19 Januari 2012

Perubahan Sosial

Diposting oleh Unknown di 06.29 0 komentar

A.  Pengertian perubahan sosial
Menurut Iver ( 1937 ) Perubahan sosial adalah perubahan – perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Sedangkan menurut Leur ( 1993 ) Memahami perubahan sosial dengan memberikan batasan konsepnya dan menghilangkan mitos yang membentuk pola piker yang menyimpang, trauma dan ilusi yang akan menjadi kendala dalam perubahan tersebut. Perubahan sosial adalah suatu konsep inklusif yang menunjuk pada gejala perubahan social dari berbagai tingkat kehidupan manusia.

Menurut Jefta Leibo ( 1994: 71 – 72 ) Proses Perubahan memliki tiga tahan, yaitu :

1.    Invention
Invention merupakan proses perubahan dalam mana suatu ide diciptakan dan dikembangkan di dalam masyarakat
2.    Diffusion
Diffusion merupakan suatu proses perubahan  dalam dimana ide – ide baru tersebut disampaikan melalui sistem – sistem hubungan sosial tertentu
3.    Consequence
Consequence merupakan proses perubahan yang terjadi di dalam sistem masyarakat tersebut, sebagai hasil dari adopsi ( Penerimaan ) maupun rejection ( Penolakan ) terhadap ide – ide baru tersabut.

Menurut Schoorl  yang dikutip Leibo ( 1994: 72 – 73 ) ada empat katagori orang atau kelompok yang terbuka untuk suatu perubahan, yaitu :

1.    Mereka yang tidak menyetujui keadaan
Yaitu mereka yang selalu menolak untuk mengikuti kebiasaan tertentu walaupun itu mungkin dalam hati saja. Ini disebabkan karena pendidikan atau keyakinan – keyakinan tertentu
2.    Mereka yang acuh tak acuh
Mereka yang tidak atau belum mengikuti kebiasaan tertentu atau tidak merasa terikat olehnya. Misalnya kaum muda yang belum sepenuhnya terlibat dalam     kebiasaan – kebiasaan baru sebagai    hasil dari perubahan  ( sifat masa bodoh ). Atau orang – orang yang tidak lansung terlibat di dalam kebiasaan tertentu karena mereka tidak termasuk subkultur dimana kebiasaan itu berlaku.
3.    Mereka yang tidak puas
Mereka ini mula – mula mengikuti kebiasaan tertentu, tapi kemudian menjadi terasing mingkin karena berkenalan dengan alternative lain. Di lingkungan penduduk desa, mereka itu terdapat diantara orang – orang yang telah beberapa lama hidup di kota. Jadi telah berkenalan dengan cara hidup lain.
4.    Mereka yang mengandung rasa dendam
Mereka ini sebenarnya setuju dengan keadaan masyarakat dan kebudayaan yang ada, akan tetapi mereka tidak puas dengan kedudukan mereka di dalamnya.

A.  Penyebab Perubahan Sosial
Mengacu pada beberapa referensi yang ada terdapat beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial di Indonesia. Yang diantaranya adalah demokratisasi, globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara rinci tentang uraian hal tersebut akan dipaparkan di bawah ini :

1.    Demokratisasi
Demokratisasi adalah kehidupan yang memberikan peluang kepada setiap orang, kelompok, organisasi, masyarakat untuk berpendapat mengambil bagian secara aktif sesuai dengan kapasitasnya masing – masing. Namun tidak menyimpang dari aturan – aturan yang berlaku dan falsafah hidup bangsa Indonesia.
Sebelumnya kita terkungkung oleh kehidupan yang serba seragam, paradigm yang sentralistik atau terpusat yang tampak dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam penyelengaraan dan pengembangan pendidikan. Dalam kehidupan otokratis, manusia tidak memiliki kebebasan berpikir. Kebebasan menyampaikan dan menyatakan pendapat, apalagi pendapat yang berbeda.
Sebaliknya dalam kehidupan yang demokratis kita menentang segala jenis kekuasaan yang disalah gunakan. H.A.R Tilaar ( 2000 ) mengemukakan bahwa kehidupan demokrasi adalah kehidupan yang menghargai akan potensi individu, yang artinya individu yang berbeda maupun individu yang mau hidup bersama. Dalam lingkungan yang demokratis rakyat diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi dan harapan – harapannya memberikan masukan – masukan, memberikan kritik serta koreksi terhadap pimpinannya. Dengan demikian perkembangan dari bawah ( bottom up ) dan pemberdayaan

2.    Globalisasi
Globalisasi terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, budaya dan teknologi. Sunaryo Kartadinata ( 2000 ) mengemukakan bahwa kehidupan masyarakat global ditandai dengan kehidupan yang interdependent, interconnected dan networking. Interdependent artinya kehidupan yang saling tergantung saling membutuhkan antara negara dan bangsa yang satu dengan negara atau bangsa yang lainnya; Interconnected artinya adanya saling berhubungan antara negara / bangsa yang lain dalam berbagai aspek kehidupan; dan Networking artinya negara / bangsa yang satu dengan lainnya memiliki jaringan yang sangat erat dan dekat sehingga menghilangkan batas – batas negara / bangsa tersebut.
Globalisasi sangat kuat mempengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai bidang. Pengaruh tersebut ada yang positif tetapi ada juga yang negatif. Jika cermati aspek globalisasi merupakan aspek yang memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan sosial pada umumnya terhadap pendidikan pada khususnya.

3.    Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Temuan – temuan baru hasil riset secara langsung atau tidak langsung merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia salah satunya sangat tergantung pada ilmu dan teknologi. Teknologi banyak menghasilkan perangkat seperti alat transportasi, telekomunikasi, computer dan peralatan perang. Berkat kemampuan yang sangat cepat dan lebih mudah dalam kedua bidang ini pememuhan manusia dapat dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah di samping penciptaan diberbagai bidang kehidupan, seperti : kesehatan, pemukiman, pendidikan dan sebagainya. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup manusia.

B.   Bentuk – bentuk Perubahan Sosial
Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu peubahan yang berlangsung secara cepat dan perubahan yang secara lambat. Kedua benntuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan istilah evolusi dan revolusi.

a.    Perubahan evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan – perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan – perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha – usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari. Dengan kata lain, perubahan social terjadi karena dorongan dari usaha – usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan – kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh : Perubahan social dari masyarakat berburu menuju masyarakat meramu.
Menurut Soerjono Soekanto terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu :
1.    Unilinier Theories of Evolution menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap – tahap tertentu. Dari yang sederhana menjadi yang kompleks dan sampai pada taha yang sempurna
2.    Universal Theory of Evolution menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap – tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
3.    Multilined Theories of Evolution menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.

b.   Perubahan revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehandak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan – perubahan sosial mengenai unsur – unsue kehidupan atau lembaga – lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan
Revolusi tidak dapat terjadi disetiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain :
1.    Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
2.    Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
3.    Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan – keinginan tersebut. Untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
4.    Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideology tersebut. Perubahan sosial dan pendidikan.

C.  Perubahan Sosial dan Pendidikan
Salah satu peran pendidikan adalah mewariskan budaya. Melalui pendidikanlah sistem nilai dan kepercayaan pengetahuan norma – norma serta adat kebiasaan dan berbagai perilaku tradisional yang membudaya diwariskan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Dengan ini, kebudayaan dilestarikan sehingga meskipun warga suatu masyarakat berganti – ganti melalui kelahiran, kematian dan perpindahan. Tetapi kebudayaan dan sistem sosialnya masih tetap bertahan. Dalam hal ini, pendidikan berperan sebagai pelestari kebudayaan dan sistem sosial ( agent of conservation ). Namun dipihak lain, apabila ada unsur budaya yang dipandang tidak cocok bagi atau ada unsur budaya baru yang dipandang perlu dimasukkan ( misalnya teknologi produksi atau sistem politik yang berbeda ) pendidikan dapat pula melakukan peran – perannya. Dalam hal ini, pendidikan juga berperan sebagai pembawa atau pelaku perubahan ( agent of chage ). Jadi pendidikan melakukan peran ganda dalam hal – hal tertentu sebagai pelaku konservasi atau pelestari sedang dalam hal – hal lain perperan sebagai pembawa perubahan. Peran mana yang paling menonjol, tergantung kepada masyarakatnya. Dengan demikian, peran ganda ini dapat menimbulkan kekurang pastian atau kebingungan dikalangan pelaksana pemegang peran yang bersangkutan.
Pendidikan memegang peranan amat penting dalam mengembangkan pemilikan dan pemanfaatan teknologi di kalangan warga masyarakat atau meningkatkan kemampuan seseorang dalam penerapan teknologi tertentu. Kemampuan memperbaharui teknologi itu sendiri melalu inovasi – inovasu. Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial menurut pandangan ini dapat dimulai dengan mengajarkan teknologi baru kepada anak – anak didik dan kepada peserta didik orang dewasa. Jadi, pendidikan melalui pengembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi dapat mengakhibatkan terjadinya perubahan social, yaitu perubahan dalam struktur dan pola interaksi sosial. Selain itu ada saluran lain yang digunakan pendidikan untuk menimbulkan perubahan sosial,  yaitu melalui pendidikan rohani. Ahli – ahli sosiologi dan psikologi mengenal adanya perubahan antara sifat – sifat mental dan kepribadian tradisional dan modern yang menunjang adanya perubahan sosial.

D.  Pengertian perubahan sosial

Landasan Pendidikan Psikologi dalam Pendidikan

Diposting oleh Unknown di 06.24 0 komentar

1.    Pengertian Landasan Pendidikan Psikologi dalam Pendidikan
Perkembangan peserta yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Misalnya pengetahuan tentang aspek – aspek pribadi, urutan, dan ciri – ciri pertumbuhan setiap aspek  dan konsep tentang cara – cara paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi.
Setiap individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo dan irama dalam perkembangannya yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati – hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis – garis besar program pengajaran serta tingkat keterincian bahan belajar yang digariskan.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala – gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar ( Tirtarahardja, 2005: 106 ).

2.    Perkembangan Individu dan Faktor yang Mempengaruhinya
2.1.   Perkembangan Individu
Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Sedangkan proses belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat individu berubah dari yang tidah tahu menjadi tahu ( kognitif ), dari yang tidak mau menjadi mau ( afektif ) dan dari yang tidak bisa    menjadi   bisa ( psikomotorik ). Misalnya seorang anak yang belajar mengendari sepeda akan terlebih dahulu mendapatkan pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.
Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang. Manusia dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada manusia dan aspek – aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Aspek – aspek dalam berkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional dan aspek sosial. Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai – nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Perkembangan terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia
b.    Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda – beda
c.    Semua aspek perkembangan saling berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya
d.   Arah perkembangan individu dapat diprediksi
e.    Perkembangan terjadi secara bertahap dan tiap tahapan mempunyai karakteristik

2.2.   Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Individu
a.      Nativisme
Teori nativisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor – faktor turunan dari orang tuanya dan faktor tersebut yang menjadi faktor penentu perkembangan individu. Tokoh teori ini adalah Schoupenhauer dan Arnold Gessel. Implikasi teori nativisme terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk mengubah kepribadian peserta didik.
b.      Empirisme
Teori empirisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang lahir ke dunia adalah dalam keadaan bersih sedangkan faktor penentu perkembangan individu tersebut  adalah lingkungan dan pengalaman. Tokoh teori ini adalah Jhon Lock dan J.B Watson, implikasi dari teori empirisme terhadap pendidikan  yaitu dapat memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c.       Konvergensi
Teori konvergensi adalah teori yang berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan serta pengalaman atau dengan kata lain teori ini adalah gabungan dari teori nativisme dan teori empirisme. Tokoh teori ini adalah William Stern dan Robert J Havighurst. Implikasinya teori konvergensi terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan kepada pendidik untuk membentuk kepribadian individu sesuai yang diharapkan akan tetapi tetap memperhatikan faktor – faktor hereditas yang ada pada setiap individu.

3.    Tahapan dan Tugas Perkembangan
3.1.   Tahapan dan Tugas Perkembangan Individu
Asumsi bahwa anak adalah orang dewasa dalam skala kecil telah ditinggalkan orang lama. Sebagaimana kita maklumi bahwa masa anak – anak adalah suatu tahap yang berbeda dengan orang dewasa. Anak menjadi dewasa melalui  suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral dan mentalnya. Seraya mereka berkembang, mereka mempunyai cara – cara memahami bereaksi dan mempresepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang oleh psikologi disebut tahap perkembangan. Robert Havighurst ( 1953 ) membagi perkembangan individu menjadi empat tahap, yaitu : masa bayi dan kanak – kanak ( 0 – 6 tahun ); masa kanak – kanak ( 6 – 12 tahun ); masa remaja atau adoselen ( 12 – 18 tahun ); dan masa dewasa ( 18 – … tahun ).  Selain itu      Havighurst    mendeskripsikan  tugas –     tugas     perkembangan     ( development task ) yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut :
a.    Tugas perkembangan masa Bayi dan kanak – kanak kecil ( 0 – 6 tahun )
ü Belajar berjalan
ü Belajar makan makanan yang padat
ü Belajar berbicara / berkata – kata
ü Belajar mengontrol pembuangan kotoran tubuh
ü Belajar tentang perbedaan kelamin dan kesopanan / kelakuan yang sesuai dengan jenis kelaminnya
ü Mencapai stabilitas fisiologis /  jasmaniah
ü Pembentukan konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan kenyataan fisik
ü Belajar berhubungan diri secara emosional dengan orang tua, saudara – saudaranya dan dengan orang lain
ü Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan pengembangan kesadaran diri / kata hati
b.    Tugas perkembangan masa Kanak – kanak ( 6 – 12 tahun )
ü Belajar keterampilan fisik yang perlu untuk permainan sehari – hari
ü Pembentukan kesatuan sikap terhadap dirinya sebagai suatu organisme yang tumbuh
ü Belajar bermain dengan teman – teman mainnya
ü Belajar memahami peranan – peranan kepriaan dan kewanitaan
ü Pengembangan kemahiran dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
ü Pengembangan konsep – konsep yang perlu untuk kehidupan sehari – hari
ü Pengembangan kesadaran diri moralitas dan suatu skala nilai – nilai
ü Pengembangan kebebasan pribadi
ü Pengembangan sikap – sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga
c.    Tugas perkembangan masa Remaja / Aboselen ( 12 – 18 tahun )
ü Mencapai peranan sosial dan hubungan yang lebih matang sebagai laki – laki / perempuan serta kebebasan emosional dari orang tua
ü Memperoleh jaminan kebebasan ekonomi dengan memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
ü Mempersiapkan diri untuk berkeluarga
ü Mengembangkan kecakapan intelektual serta tingkah laku yang bertanggung jawab dalam masyarakat
d.   Tugas perkembangan pada masa Dewasa ( 18 – … tahun )
*   Masa dewasa awal
ü Memilih pasangan hidup dan belajar hidup bersama
ü Memulai berkelurga
ü Mulai menduduki suatu jabatan / pekerjaan

*   Masa dewasa tengah umur
ü Mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara yang dewasa
ü Membantu anak belasan tahun menjadi dewasa
ü Menghubungkan diri sendiri kepada suami / istri sebagai suatu pribadi
ü Menyesuaikan diri kepada orang tua yang semakin tua
*   Tugas perkembangan usia lanjut
ü Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani
ü Menyesuaikan diri pada saat pension dan pendapatan semakin berkurang
ü Menyesuaikan diri terhadap kematian, terutama banyak beribadah

3.2.   Implikasi Perkembangan Individu terhadap perlakuan Pendidik yang diharapkan
Sebagaimana dikemukakan Yelon dan Weinstei ( 1977 ), implikasi perkembangan individu terhadap perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaikan tugas – tugas perkembangannya adalah sebagai berikut :
a.       Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa kanak – kanak kecil :
*      Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten
*      Menjaga keselamatan tanpa perlindungan yang berlebihan
*      Bercakap – cakap dan memberikan respon terhadap perkataan peserta didik
*      Memberikan kesempatan peserta didik untuk aktif dan bereksplorasi
*      Menghargai hal – hal yang dapat dikerjakan peserta didik
b.      Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa prasekolah :
*      Memberikan tanggung jawab dan kebebasan kepada peserta didik secara berangsur – angsur dan terus – menerus
*      Latihan harus ditekankan pada koordinasi, kecepatan, mengarahkan dan keseimbangan
*      Menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah diajukan peserta didik
*      Menggunakan program aktif, seperti bernyanyi dengan bergerak
*      Memberikan kesempatan untuk berinteraksi berbahasa seperti bercerita, mengklasifikasikan, diskusi masalah dan membuat aturan – aturan
c.       Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa remaja awal :
*      Memberikan kesempatan berolahraga secara tim dan perorangan, tetapi tidak mengutamakan tenaga fisik yang besar
*      Menerima makin dewasanya peserta didik
*      Memberikan tanggung jawab secara berangsur – angsur
*      Mendorong kebebasan dan tanggung jawab
d.      Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa remaja akhir :
*      Mengahargai pandangan – pandangan peserta didik
*      Menerima kematangan peserta didik
*      Memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk berolahraga dan bekerja secara cermat
*      Memberikan kesempatan yang luas untuk pendidikan karir
*      Menggunakan kerjasama kelompok untuk memecahkan masalah
*      Berkreasi bersama dan bersama – sama menegakan berbagai aturan

4.    Teori Belajar dan Implikasi Terhadap Pendidikan
A.  Behaviorisme
Teori balajar behaviorisme berasumsi bahwa hasil dari sebuah pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sekitar dengan faktor penentunya adalah penguatan atau dorongan dari luar. Teori behaviorisme memiliki komponen     yaitu yang  terdiri   dari  rangsangan ( stimulation ), tanggapan ( response ) dan akhibat ( consequence ).   Tokoh   teori    ini   adalah     B.F. Skinner.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Perlakuan terhadap individu didasarkan kepada tugas yang harus dilakukan sesuai dengan tingkat tahapan dan dalam pelaksanaannya harus ada ganjaran dan kedisiplinan
2.      Motivasi belajar berasal dari luar ( external ) dan harus terus – menerus dilakukan agar motivasi tetap terjaga
3.      Metode belajar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan disiplin ilmu tertentu
4.      Tujuan kurikuler terpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku sosial
5.      Pengelolaan kelas terpusat pada guru dengan interaksi sosial dengan cara menyusun program secara rinci dan bertingkat sesuai serta mengutamakan penguasaan bahan dan keterampilan
6.      Peserta didik cenderung pasif
7.      Kegiatan peserta didik diarahkan pada pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi setahap demi setahap secara rinci

B.  Kognitif
Teori belajar kognitif berasumsi bahwa belajar adalah proses internal yang kompleks berupa suatu proses informasi dikarenakan setiap individu memiliki kemampuan untuk memproses informasi sesuai faktor kognitif berdasarkan tahapan usianya sehingga hasil belajar adalah perubahan struktur kognitif yang ada pada individu tersebut. Tokoh teori ini adalah Jerome Brunner.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Perlakuan individu didasarkan  pada tingkat perkembangan kognitif  peserta didik
2.      Motivasi berasal dari dalam diri individu ( intrinsik ) yang timbul berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
3.      Tujuan kurikuler difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan kognitif, bahasa dan motorik dengan interaksi sosial yang berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan
4.      Bentuk pengelolaan kelas terpusat pada peserta didik dengan guru sebagai fasilitator
5.      Mengefektifkan mengajar dengan cara mengutamakan program pendidikan yang berupa pengetahuan – pengetahuan terpadu secara hierarkis
6.      Pertisipasi peserta didik sangat dominan guna meningkatkan sisi kognitif peserta didik
7.      Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan program belajar untuk memahami dengan cara insight learning
8.      Tujuan umum dalam pendidikan adalah untuk mengembangkan sisi kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana
C.  Humanisme
Teori belajar humanism berasumsi bahwa belajar adalah fungsi seluruh kepribadian suatu individu dikarenakan suatu individu merupakan pribadi utuh yang mempunyai kebebasan memilih untuk menentukan kehidupannya, juga memiliki keinginan untuk mengetahui sesuatu serta memiliki keinginan untuk bereksploitasi dan mengasimilasi pengalaman – pengalamannya. Tokoh teori ini adalah Carl Rogers.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Perlakuan terhadap individu didasarkan akan kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik
2.      Motivasi belajar berasal dari dalam diri individu ( intrinsik )  karena adanya keinginan untuk mengetahui
3.      Metode belajar menggunakan metode pendekatan terpadu dengan menekankan kepada ilmu – ilmu sosial
4.      Tujuan kurikuler mengutamakan pada perkembangan diri segi sosial, keterampilan berkomunikasi dan kemampuan untuk peka terhadap kebutuhan individu dan orang lain
5.      Bentuk pengelolaan kelas terpusat pada peserta didik yang mempunyai kebebasan memilih dan guru hanya berperan untuk membantu
6.      Untuk mengefektifkan mengajar maka pengajaran disusun dalam bentuk topik – topik terpadu berdasarkan pada kebutuhan peserta didik
7.      Partisipasi peserta didik sangat dominan
8.      Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan belajar melalui pemahaman dan pengertian  bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan
9.      Tujuan umum pendidikan adalah untuk memaksimalkan kemampuan diri dan pemahaman
 

Reni Ariningsih Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review