Jumat, 24 Januari 2014

Hubungan Masyarakat dengan Peningkatan Mutu Pendidikan

Diposting oleh Unknown di 05.18 0 komentar


Hubungan sekolah dengan masyarakat diartikan sebagai public relation dalam yaitu hubungan timbal balik sekolah dengan warga masyarakatnya (Suryosubroto, 2012 : 4 ). Masyarakat merupakan   suatu kelompok manusia yang hidup di suatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bertindak yang  relatif sama. Dalam proses pendidikan ada tiga lingkungan penting yang sangat berpengaruh yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan, masyarakat pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya segala aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. 
Masyarakat selaku pengguna jasa lembaga pendidikan memiliki kewajiban untuk mengembangkan serta menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2013 BAB IV yang di dalamnya memuat bahwasannya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran perseorangan, kelompok, keluarga organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan. Dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan, selain itu masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil dari pendidikan itu sendiri.
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, dimana sekolah memiliki tanggung jawab memberi pemahaman kepada masyarakat tentang tujuan, program, dan kebutuhan sekolah. Sebaliknya masyarakat memiliki tanggung jawab menyumbangkan sumber daya dalam hubungan tersebut. Disisi lain masyarakat memiliki otoritas untuk berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Manfaat dari hubungan ini adalah mempermudah pelaksanaan pendidikan di sekolah maupun di masyarakat, sehingga tujuan pendidikan yang memiliki makna baik tercapai.
Dengan kata lain hubungan masyarakat dengan sekolah itu sangat erat sekali karena masyarakat memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan mutu sekolah yang ada dilingkungannya. Mutu pendidikan disekolah tidak hanya diciptakan oleh warga sekolah itu sendiri tetapi harus ada kaitannya dengan masyarakat. Peran serta atau partisipasi adalah prasyarat penting untuk meningkatkan mutu sekolah. Partisipasi merupakan suatu keterlibatan mental atau emosi seseorang pada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi disebut juga sebagai proses interaksi sosial yang ditentukan secara objektifitas oleh individu maupun kelompok masyarakat dalam dunia intersubjektif yang dapat dibedakan oleh kondisi sosiokultural sekolah. Bagi sekolah peran serta masyarakat dalam meningkatkan pembangunan pendidikan adalah suatu kenyataan objektif yang dalam pemahamannya ditentukan oleh orang tua siswa. Dengan demikan peran serta masyarakat menuntut adanya pemahaman yang sama dari sekolah maupun orang tua siswa. Artinya dalam meningkatkan mutu sekolah tidak hanya dilakukan oleh sekolah saja tetapi oleh masyarakat juga. Partisipasi dari masyarakat (komite sekolah atau orang tua siswa) merupakan bagian terpenting bagi keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu. Tujuan partisipasi sekolah juga memberi peluang secara luas pada masyarakat dalam bidang pendidikan sekaligus menunjukkan bahwa Negara bukan satu-satunya penyelenggara pendidikan

Kamis, 09 Januari 2014

Gula dan Kopi

Diposting oleh Unknown di 20.35 0 komentar
“Seberapa banyaknya gula takkan mampu menghilangkan rasa pahitnya.”

Mau sampai kapan ku menunggumu yang tak pasti. Memikirkan setiap detiknya janji yang kau ucap. Sudah cukup lelah dengan segala pengharapan. Aku setia disini untukmu, namun kamu tidak. Aku tak tau apa yang harus dipastikan lagi dari kehidupanmu. Aku tak pernah bisa masuk dalam gerbang hatimu. Hanya menengok dari luar kedalamnya yang sepi, sangat sepi, dapatkah aku masuk untuk meramaikannya?
Selama ini aku terlalu buta. Gelap, hanya ada kamu. Aku tersadar, tak seharusnya aku seperti ini. Dulu aku pernah bahagia. Sekarang pun seharusnya aku bisa bahagia tanpamu. Karena apa bedanya dulu dan sekarang, hanya ada persamaan. Dulu dan sekarang saat aku bahagia itu tanpamu.

Kau hebat dengan caramu. Aku bahkan sekarang sedang meneguk segelas minuman yang bahkan aku tak pernah suka. Kopi. Aku tak pernah menyukai kopi, bukan karena rasanya yang pahit melainkan karena aku punya asam lambung yang tinggi dan kopi membuatku mual. Aku bahkan sekarang dengan tenang meneguknya. Menggoyangkan cangkirnya perlahan dekat dengan hidungku agar dapat kuhirup aroma yang menenangkan. Dimana fikiranku hanya dapat merasakan ketenangan. Aroma yang bahkan selalu menipu, menipu rasa pahit kopi itu.

Meneguk setiap pahitnya tegukan. Agar aku dapat merasakan rasa pahit yang lain. Agar aku sadar bahwa ada yang terasa pahit selain rasa mu. Seberapa banyaknya gula takkan mampu menghilangkan rasa pahitnya. Itu lah kopi, rasanya kuat dan nyata. Aku hanya menaruh prihatin kepada gula. Gula bahkan merelakan untuk meleburkan dirinya agar dapat memaniskan rasa kopi. Dia rela untuk tak terlihat, tak terkenang. Namun kopi selalu menang dengan rasa pahitnya. Sekuat apapun gula. Masih akan terasa sedikit pahit dalam kopi. Karena itulah sifat alami kopi. Hitam dan pahit.

Aku mungkin gula dalam kopimu. Aku mencoba melebur, mengorbankan diriku hanya untuk membuatmu lebih merasakan manisnya hidup. Namun kau seperti kopi tetap pahit dalam rasamu. Aku rela berubah warna, aku rela berubah wujud, aku rela menghilang, aku rela melebur. Tapi kau tetap kuat mempertahankan warnamu, mempertahankan rasamu.

GAYA DAN GERAK

Diposting oleh Unknown di 20.04 2 komentar


A.           Pengertian Gaya
Gaya dapat diartikan sebagai dorongan, tarikan, atau kekuatan lain yang menyebabkan suatu benda itu bergerak. Dalam kehidupan sehari hari, kita banyak melakukan gerak dan mengeluarkan gaya. Misalnya, seorang tukang bakso yang mendorong gerobak hingga bergerak dan berpindah tempat, atau pada saat bermain ketapel untuk melontarkan batu, bahkan saat kita menjatuhkan benda, pasti benda tersebut akan jatuh ke bawah. Seorang yang mendorong meja, meja yang tadinya diam sekarang bisa bergerak. Meja bisa bergerak karena orang memberikan sesuatu kekuatan melalui dorongan, kekuatan itulah yang kita namakan sebagai gaya. Gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak. Jadi bila kita menarik atau mendorong benda hingga benda itu bergerak maka kita telah memberikan gaya terhadap benda tersebut.

B.            Pengaruh Gaya terhadap Gerak Benda
Pengaruh gaya terhadap suatu gerak benda dimanfaatkan dalam berbagai peralatan, misalnya : pegas, ketapel, panah, jungkat-jungkit, dan sebagainya. Ketapel dibuat atas dasar gaya pegas. Apabila kita menarik karet pelontar  maka benda dalam kantong pelontar akan terlempar ole gaya pegas yang diberikan kepadanya. Makin panjang karet ketapel ditarik makin besar gaya yang terjadi dan makin jauh pula benda yang terlempar.
Peralatan lain yang memanfaatkan gaya pegas adalah panah. Panah teriri dari busur dan anak panah. Saat  ditarik, tali busur tarikan dilepaskan, anak panah akan melesat. Proses melesatnya anak panah sama dengan proses terlontarnya batu dari bantalan ketapel. Hal ini menunjukkan bahwa gaya pegas dapat mengakibatkan benda bergerak. Besarnya gaya tarik pada karet dan tali busur mempengaruhi kecepatan gerak benda. Makin besar gaya tarik, makin cepat batu dan anak panah bergerak. Dengan demikian jarak yang ditempuh juga akan semakin jauh. Gaya dapat mempengaruhi benda. Berikut pengaruh gaya terhadap benda :
1.      Benda diam menjadi bergerak. Contohnya mobil mogok yang kemudian didorong.
2.      Benda bergerak menjadi diam. Contohnya pada mobil yang melaju kemudian direm.
3.      Benda bergerak berubah kecepatannya. Contohnya pada sepeda yang dikayuh kencang atau sedikit direm.
4.      Benda bergerak dan berubah arahnya. Contohnya pada bola kasti yang dilempar kemudian dipukul.
5.      Benda berubah bentuk. Contohnya pada pembuatan asbak dan pembuatan bata merah.

C.           Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda
Besar kecilnya gaya yang bekerja pada suatu benda dipengaruhi oleh kekuatan gaya itu sendiri. Pada saat kita memberikan gaya otot untuk merentangkan ketapel, maka akan semakin jauh lemparan batu pada ketapel tersebut. Seorang pembalap sepeda akan mengeluarkan gaya otot semaksimal mungkin untuk dapat menggerakkan sepeda menjadi lebih cepat. Jika kita melempar benda ke atas, maka kecepatan jatuh benda tersebut akan lebih cepat mendekati bumi karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Semakin jauh dari bumi, maka gaya gravitasi semakin berkurang dan sebaliknya jika lebih dekat ke bumi gaya gravitasi semakin besar.
Pernahkah kalian mendorong meja di atas lantai keramik ? Bandingkan jika kalian mendorong meja di atas tanah atau jalan aspal. Tentunya kalian akan merasa lebih mudah mendorong di atas lantaikeramik. Hal ini menunjukkan semakin halus permukaan semakin kecil gaya geseknya dan sebaliknya semakin kasar permukaan, maka gaya  geseknya semakin besar. Jadi, gaya gesek dipengaruhi oleh faktor kehalusan dan kekasaran permukaan benda. Besarnya gaya mempengaruhi gerak benda. Makin besar gaya yang diberikan pada benda, maka semakin cepat benda bergerak dan makin kecil gaya yang diberikan, maka makin lambat benda bergerak. Pembuktian bahwa gaya mempengaruhi gerak benda dapat kita lakukan melalui model jungkat-jungkit, katapel, dan traktor pegas.
1.             Jungkat-jungkit
Jungkat-jungkit adalah sebuah permainan di mana papan panjang dan sempit berporos di tengah, sehingga di saat salah satu ujungnya bergerak naik maka ujung yang lain bergerak turun. Jungkat-jungkit mempunyai tiga bagian penting yaitu titik tumpu, kuasa, dan beban. Titik tumpu terletak di bagian tengah. Bagian tengah tersebut berada di antara beban dan kuasa. Beban terletak di ujung papan pengungkit. Beban dapat berupa benda atau orang yang akan diangkat. Adapun kuasa ialah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban. Gaya ini terletak di ujung yang berlawanan dengan beban. Gerak jungkat-jungkit dipengaruhi oleh:
a.         Berat beban,
b.        Berat kuasa,
c.         Jarak beban ke titik tumpu, dan
d.        Jarak kuasa ke titik tumpu.

Jungkat-jungkit akan imbang jika besarnya gaya pada kedua sisinya (beban dan kuasa) sama besar. Jadi agar seimbang, jungkat-jungkit tersebut diberikan tekanan dengan kekuatan yang sama. Apabila beban dan kuasa memiliki tekanan yang berbeda, misal beban memiliki tekanan yang lebih besar. Untuk membuat jungkat-jungkit dalam keadaan imbang dapat dilakukan dengan menggeser kedudukan kuasa menjauhi titik tumpu. Sebaliknya jika kuasa memiliki tekanan lebih besar, agar jungkat-jungkit dalam keadaan imbang dapat dilakukan dengan menggeser kedudukan beban menjauhi titik tumpu.
Benda mempunyai berat karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Dengan demikian, berat juga termasuk gaya. Besar beban dan kuasa pada jungkat-jungkit ditentukan oleh berat benda pada beban dan kuasa. Jungkat-jungkit memiliki kelebihan. Jungkat-jungkit dapat mengangkat beban menggunakan gaya (kuasa) yang lebih kecil dari berat beban. Penambahan jarak kuasa ke titik tumpu dapat memperkecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban. Dengan ungkapan lain, jungkat-jungkit dapat memperbesar gaya yang dilakukan pada kuasa.

2.             Katapel
Katapel dapat digunakan untuk melontarkan batu. Sebuah katapel biasanya terbuat dari kayu dengan dua karet yang diikatkan kekedua sisinya. Menggunakan katapel juga sangat mudah tinggal isi dan pasang kerikil tarik dan lepas, semakin kuat dalam menarik maka akan semakin jauh kerikil ini akan terlontar. Perlu diperhatikan juga walaupun mudah memakainya kalau kurang hati-hati bisa melukai jempol tangan. 
Katapel dibuat dengan memanfaatkan sifat karet yang lentur. Saat menarik karet pentil, berarti kita memberikan gaya pada karet pentil. Akibatnya, karet pentil menjadi kencang. Jauhnya rentangan karet ketapel menunjukkan bahwa gaya yang kita berikan juga semakin besar. Hal tersebut dapat kita rasakan dari semakin kuatnya tegangan karet pada tangan kita. Agar kerikil dapat terlontar jauh, kita harus memberikan gaya yang besar. Gaya yang besar dapat timbul jika kita menarik ketapel kuat-kuat. Gaya tarik yang diperlukan akan semakin besar jika benda yang ditarik juga semakin besar. Sehingga dikatakan gaya tarik yang diperlukan sebanding dengan berat benda. 
Setelah tarikan dilepas (gaya dihilangkan), karet pentil kembali ke keadaan semula. Saat itu, karet pentil mempunyai gaya yang lebih besar dari gaya tarik. Gaya inilah yang menyebabkan batu kerikil terlontar dari bantalannya. Semakin jauh kita menarik karet pentil, semakin besar gaya yang kita berikan. Ini berarti semakin besar pula gaya yang dilakukan karet pentil pada batu. Akibatnya, batu akan terlontar semakin jauh. Gaya yang ditimbulkan karet katapel adalah gaya pegas. Disebut gaya pegas karena sifat karet seperti sifat pegas. Karet dan pegas mempunyai sifat yang sama, yaitu bersifat elastis (lentur). 
Selain katapel, peralatan lain yang memanfaatkan gaya pegas adalah busur panah. Saat ditarik, tali busur mendapatkan sebuah gaya. Ketika tarikan dilepaskan, anak panah akan melesat. Proses melesatnya anak panah sama dengan proses terlontarnya batu dari bantalan katapel. Semakin kencang kita menarik tali busur, maka semakin semakin besar dorongan terhadap anak panah. Sehingga anak panah melesat lebih  cepat, dan terlontar semakin jauh. Hal ini menunjukkan bahwa gaya pegas dapat mengakibatkan benda bergerak. Besarnya gaya tarik pada karet dan tali busur memengaruhi kecepatan gerak benda. Semakin besar gaya tarik, semakin cepat batu dan anak panah bergerak. Dengan demikian, jarak yang ditempuh juga semakin jauh.

3.             Traktor Pegas
Seperti katapel dan busur panah, traktor pegas juga bekerja menggunakan gaya pegas. Traktor pegas bergerak karena adanya gaya pegas. Traktor dapat bergerak karena ada gaya pada karet. Saat roda diputar ke arah belakang, karet akan tergulung pada bilah bambu. Akibatnya, karet menjadi kencang. Saat traktor dilepaskan, gulungan karet juga terlepas. Traktor bergerak maju bersamaan dengan terlepasnya gulungan karet. Gaya yang bekerja pada traktor adalah gaya pegas. Oleh sebab itu, traktor tersebut biasa disebut traktor pegas. Gaya pegas yang bekerja pada traktor dapat menyebabkan traktor bergerak maju. Traktor pun dapat berpindah dari tempatnya semula. Semakin lama kalian menggulung karet, semakin besar gaya pegasnya, semakin jauh pula traktor berjalan. Prinsip kerja traktor pegas juga berlaku pada mobil-mobilan pegas. Mobil-mobilan tersebut ditarik mundur kemudian dilepaskan sehingga bergerak maju.


D.           Alat-alat yang Berhubungan dengan Gaya dan Gerak
Katapel dapat digunakan untuk melontarkan batu. Sebuah katapel biasanya terbuat dari kayu dengan dua karet yang diikatkan kekedua sisinya. Menggunakan katapel juga sangat mudah tinggal isi dan pasang kerikil tarik dan lepas, semakin kuat dalam menarik maka akan semakin jauh kerikil ini akan terlontar. Prinsip kerja ketapel menggunakan gaya pegas. Ketapel bisa melontarkan batu dengan jauh atau dekat tergantung gaya yang diberikan untuk menariknya. Selain ketapel masih banyak lagi alat-alat yang berhubungan dengan gaya dan gerak, antara lain pengerek bendera, sepeda, mesin jahit dan timba air.
1.      Alat Pengerek Bendera
Alat pengerek bendera digunakan untuk mempermudah mengangkat beban. Gaya tarikan menyebabkan bendera dapat bergerak ke atas.
2.      Sepeda
Sepeda digerakkan dengan cara dikayuh pedalnya. Gaya dorongan pada pedal menyebabkan roda berputar ke depan. Roda berputar menyebabkan sepeda dapat bergerak.
3.      Mesin Jahit
Mesin jahit digerakkan dengan menginjak papan kayuh. Gaya dorongan pada papan kayuh menyebabkan roda mesin jahit berputar. Putaran roda mesin jahit menyebabkan jarum bergerak naik turun. Gerigi di bawah jarum juga bergerak sehingga menghasilkan jahitan.
4.      Timba Air
Alat timba air digunakan untuk mempermudah mengangkat beban yaitu dengan menggunakan katrol. Ember timba diturunkan ke dalam air. Setelah ember terisi penuh air, tali timba ditarik. Gaya tarikan tersebut menyebabkan ember terangkat ke atas. Prinsip kerja alat timba air sama dengan prinsip kerja yang digunakan untuk mengerek bendera.
Hubungan antara gaya dan gerak dapat dimanfaatkan untuk alat-alat dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan yang diakibatkan suatu gaya dapat dimanfaatkan untuk benda-benda yang berguna bagi kehidupan manusia.

Peran Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Sekolah

Diposting oleh Unknown di 19.50 0 komentar
Masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berepikir dan bertindak yang relatif sama dan hidup sebagai kesatuan atau kelompok. Dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat memang sangat erat hubungannya dengan mengubah cara pandang masyarakat terhadap pendidikan. Ini tentu saja bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, apabila tidak sekarang dilakukan dan di mulai. Kapan bisa memiliki rasa kepedulian dan keterlibatan serta peran aktif masyarakat dengan tingkatan maksimal yang dapat diperoleh dalam dunia pendidikan. Masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya segala aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Oleh karena itu masyarakat selaku pengguna jasa lembaga pendidikan memiliki kewajiban untuk mengembangkan menggawasi jalannya proses pendidikan, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 BAB IV yang didalamnya memuat bahwasannya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Peran serta masyarakat atau partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam menyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayananan pendidikan di sekolah. Selain itu masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan pengguna hasil dari pendidikan itu sendiri.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 BAB III Pasar 4 Peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam sekolah dapat berbentuk :
  1. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah
  2. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan atau membantu melaksanakan pengajaran atau kegiatan belajar mengajar
  3. Pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah untuk menunjang pendidikan nasional;
  4. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
  5. Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
  6. Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
  7. Pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan pengembangan pendidikan nasional;
  8. Pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan/atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan
Peran serta atau partisipasi adalah prasyarat penting untuk meningkatkan mutu sekolah. Partisipasi merupakan suatu keterlibatan ment
al atau emosi seseorang pada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi disebut juga sebagai proses interaksi sosial yang ditentukan secara objektifitas oleh individu maupun kelompok masyarakat dalam dunia intersubjektif yang dapat dibedakan oleh kondisi sosiokultural sekolah. Bagi sekolah peran serta masyarakat dalam meningkatkan pembangunan pendidikan adalah suatu kenyataan objektif yang dalam pemahamannya ditentukan oleh orang tua siswa. Dengan demikan peran serta masyarakat menuntut adanya pemahaman yang sama dari sekolah maupun orang tua siswa. Artinya dalam meningkatkan mutu sekolah tidak hanya dilakukan oleh sekolah saja tetapi oleh masyarakat juga. Partisipasi dari masyarakat (komite sekolah atau orang tua siswa) merupakan bagian terpenting bagi keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu. Tujuan partisipasi sekolah juga memberi peluang secara luas pada masyarakat dalam bidang pendidikan sekaligus menunjukkan bahwa Negara bukan satu-satunya penyelenggara pendidikan.


Dapus : Ariningsih, Reni. (2013). Peran Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Sekolah. [Online] Tersedia http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/30/peran-masyarakat-dalam-meningkatkan-mutu-sekolah-602733.html [10 Januari 2014]

 

Reni Ariningsih Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review