Kamis, 19 Januari 2012

Landasan Pendidikan Psikologi dalam Pendidikan

Diposting oleh Unknown di 06.24

1.    Pengertian Landasan Pendidikan Psikologi dalam Pendidikan
Perkembangan peserta yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Misalnya pengetahuan tentang aspek – aspek pribadi, urutan, dan ciri – ciri pertumbuhan setiap aspek  dan konsep tentang cara – cara paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi.
Setiap individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo dan irama dalam perkembangannya yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati – hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis – garis besar program pengajaran serta tingkat keterincian bahan belajar yang digariskan.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala – gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar ( Tirtarahardja, 2005: 106 ).

2.    Perkembangan Individu dan Faktor yang Mempengaruhinya
2.1.   Perkembangan Individu
Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Sedangkan proses belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat individu berubah dari yang tidah tahu menjadi tahu ( kognitif ), dari yang tidak mau menjadi mau ( afektif ) dan dari yang tidak bisa    menjadi   bisa ( psikomotorik ). Misalnya seorang anak yang belajar mengendari sepeda akan terlebih dahulu mendapatkan pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.
Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang. Manusia dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada manusia dan aspek – aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Aspek – aspek dalam berkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional dan aspek sosial. Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai – nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Perkembangan terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia
b.    Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda – beda
c.    Semua aspek perkembangan saling berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya
d.   Arah perkembangan individu dapat diprediksi
e.    Perkembangan terjadi secara bertahap dan tiap tahapan mempunyai karakteristik

2.2.   Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Individu
a.      Nativisme
Teori nativisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor – faktor turunan dari orang tuanya dan faktor tersebut yang menjadi faktor penentu perkembangan individu. Tokoh teori ini adalah Schoupenhauer dan Arnold Gessel. Implikasi teori nativisme terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk mengubah kepribadian peserta didik.
b.      Empirisme
Teori empirisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang lahir ke dunia adalah dalam keadaan bersih sedangkan faktor penentu perkembangan individu tersebut  adalah lingkungan dan pengalaman. Tokoh teori ini adalah Jhon Lock dan J.B Watson, implikasi dari teori empirisme terhadap pendidikan  yaitu dapat memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c.       Konvergensi
Teori konvergensi adalah teori yang berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan serta pengalaman atau dengan kata lain teori ini adalah gabungan dari teori nativisme dan teori empirisme. Tokoh teori ini adalah William Stern dan Robert J Havighurst. Implikasinya teori konvergensi terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan kepada pendidik untuk membentuk kepribadian individu sesuai yang diharapkan akan tetapi tetap memperhatikan faktor – faktor hereditas yang ada pada setiap individu.

3.    Tahapan dan Tugas Perkembangan
3.1.   Tahapan dan Tugas Perkembangan Individu
Asumsi bahwa anak adalah orang dewasa dalam skala kecil telah ditinggalkan orang lama. Sebagaimana kita maklumi bahwa masa anak – anak adalah suatu tahap yang berbeda dengan orang dewasa. Anak menjadi dewasa melalui  suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral dan mentalnya. Seraya mereka berkembang, mereka mempunyai cara – cara memahami bereaksi dan mempresepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang oleh psikologi disebut tahap perkembangan. Robert Havighurst ( 1953 ) membagi perkembangan individu menjadi empat tahap, yaitu : masa bayi dan kanak – kanak ( 0 – 6 tahun ); masa kanak – kanak ( 6 – 12 tahun ); masa remaja atau adoselen ( 12 – 18 tahun ); dan masa dewasa ( 18 – … tahun ).  Selain itu      Havighurst    mendeskripsikan  tugas –     tugas     perkembangan     ( development task ) yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut :
a.    Tugas perkembangan masa Bayi dan kanak – kanak kecil ( 0 – 6 tahun )
ü Belajar berjalan
ü Belajar makan makanan yang padat
ü Belajar berbicara / berkata – kata
ü Belajar mengontrol pembuangan kotoran tubuh
ü Belajar tentang perbedaan kelamin dan kesopanan / kelakuan yang sesuai dengan jenis kelaminnya
ü Mencapai stabilitas fisiologis /  jasmaniah
ü Pembentukan konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan kenyataan fisik
ü Belajar berhubungan diri secara emosional dengan orang tua, saudara – saudaranya dan dengan orang lain
ü Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan pengembangan kesadaran diri / kata hati
b.    Tugas perkembangan masa Kanak – kanak ( 6 – 12 tahun )
ü Belajar keterampilan fisik yang perlu untuk permainan sehari – hari
ü Pembentukan kesatuan sikap terhadap dirinya sebagai suatu organisme yang tumbuh
ü Belajar bermain dengan teman – teman mainnya
ü Belajar memahami peranan – peranan kepriaan dan kewanitaan
ü Pengembangan kemahiran dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
ü Pengembangan konsep – konsep yang perlu untuk kehidupan sehari – hari
ü Pengembangan kesadaran diri moralitas dan suatu skala nilai – nilai
ü Pengembangan kebebasan pribadi
ü Pengembangan sikap – sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga
c.    Tugas perkembangan masa Remaja / Aboselen ( 12 – 18 tahun )
ü Mencapai peranan sosial dan hubungan yang lebih matang sebagai laki – laki / perempuan serta kebebasan emosional dari orang tua
ü Memperoleh jaminan kebebasan ekonomi dengan memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
ü Mempersiapkan diri untuk berkeluarga
ü Mengembangkan kecakapan intelektual serta tingkah laku yang bertanggung jawab dalam masyarakat
d.   Tugas perkembangan pada masa Dewasa ( 18 – … tahun )
*   Masa dewasa awal
ü Memilih pasangan hidup dan belajar hidup bersama
ü Memulai berkelurga
ü Mulai menduduki suatu jabatan / pekerjaan

*   Masa dewasa tengah umur
ü Mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara yang dewasa
ü Membantu anak belasan tahun menjadi dewasa
ü Menghubungkan diri sendiri kepada suami / istri sebagai suatu pribadi
ü Menyesuaikan diri kepada orang tua yang semakin tua
*   Tugas perkembangan usia lanjut
ü Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani
ü Menyesuaikan diri pada saat pension dan pendapatan semakin berkurang
ü Menyesuaikan diri terhadap kematian, terutama banyak beribadah

3.2.   Implikasi Perkembangan Individu terhadap perlakuan Pendidik yang diharapkan
Sebagaimana dikemukakan Yelon dan Weinstei ( 1977 ), implikasi perkembangan individu terhadap perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaikan tugas – tugas perkembangannya adalah sebagai berikut :
a.       Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa kanak – kanak kecil :
*      Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten
*      Menjaga keselamatan tanpa perlindungan yang berlebihan
*      Bercakap – cakap dan memberikan respon terhadap perkataan peserta didik
*      Memberikan kesempatan peserta didik untuk aktif dan bereksplorasi
*      Menghargai hal – hal yang dapat dikerjakan peserta didik
b.      Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa prasekolah :
*      Memberikan tanggung jawab dan kebebasan kepada peserta didik secara berangsur – angsur dan terus – menerus
*      Latihan harus ditekankan pada koordinasi, kecepatan, mengarahkan dan keseimbangan
*      Menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah diajukan peserta didik
*      Menggunakan program aktif, seperti bernyanyi dengan bergerak
*      Memberikan kesempatan untuk berinteraksi berbahasa seperti bercerita, mengklasifikasikan, diskusi masalah dan membuat aturan – aturan
c.       Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa remaja awal :
*      Memberikan kesempatan berolahraga secara tim dan perorangan, tetapi tidak mengutamakan tenaga fisik yang besar
*      Menerima makin dewasanya peserta didik
*      Memberikan tanggung jawab secara berangsur – angsur
*      Mendorong kebebasan dan tanggung jawab
d.      Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada masa remaja akhir :
*      Mengahargai pandangan – pandangan peserta didik
*      Menerima kematangan peserta didik
*      Memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk berolahraga dan bekerja secara cermat
*      Memberikan kesempatan yang luas untuk pendidikan karir
*      Menggunakan kerjasama kelompok untuk memecahkan masalah
*      Berkreasi bersama dan bersama – sama menegakan berbagai aturan

4.    Teori Belajar dan Implikasi Terhadap Pendidikan
A.  Behaviorisme
Teori balajar behaviorisme berasumsi bahwa hasil dari sebuah pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sekitar dengan faktor penentunya adalah penguatan atau dorongan dari luar. Teori behaviorisme memiliki komponen     yaitu yang  terdiri   dari  rangsangan ( stimulation ), tanggapan ( response ) dan akhibat ( consequence ).   Tokoh   teori    ini   adalah     B.F. Skinner.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Perlakuan terhadap individu didasarkan kepada tugas yang harus dilakukan sesuai dengan tingkat tahapan dan dalam pelaksanaannya harus ada ganjaran dan kedisiplinan
2.      Motivasi belajar berasal dari luar ( external ) dan harus terus – menerus dilakukan agar motivasi tetap terjaga
3.      Metode belajar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan disiplin ilmu tertentu
4.      Tujuan kurikuler terpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku sosial
5.      Pengelolaan kelas terpusat pada guru dengan interaksi sosial dengan cara menyusun program secara rinci dan bertingkat sesuai serta mengutamakan penguasaan bahan dan keterampilan
6.      Peserta didik cenderung pasif
7.      Kegiatan peserta didik diarahkan pada pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi setahap demi setahap secara rinci

B.  Kognitif
Teori belajar kognitif berasumsi bahwa belajar adalah proses internal yang kompleks berupa suatu proses informasi dikarenakan setiap individu memiliki kemampuan untuk memproses informasi sesuai faktor kognitif berdasarkan tahapan usianya sehingga hasil belajar adalah perubahan struktur kognitif yang ada pada individu tersebut. Tokoh teori ini adalah Jerome Brunner.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Perlakuan individu didasarkan  pada tingkat perkembangan kognitif  peserta didik
2.      Motivasi berasal dari dalam diri individu ( intrinsik ) yang timbul berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
3.      Tujuan kurikuler difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan kognitif, bahasa dan motorik dengan interaksi sosial yang berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan
4.      Bentuk pengelolaan kelas terpusat pada peserta didik dengan guru sebagai fasilitator
5.      Mengefektifkan mengajar dengan cara mengutamakan program pendidikan yang berupa pengetahuan – pengetahuan terpadu secara hierarkis
6.      Pertisipasi peserta didik sangat dominan guna meningkatkan sisi kognitif peserta didik
7.      Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan program belajar untuk memahami dengan cara insight learning
8.      Tujuan umum dalam pendidikan adalah untuk mengembangkan sisi kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana
C.  Humanisme
Teori belajar humanism berasumsi bahwa belajar adalah fungsi seluruh kepribadian suatu individu dikarenakan suatu individu merupakan pribadi utuh yang mempunyai kebebasan memilih untuk menentukan kehidupannya, juga memiliki keinginan untuk mengetahui sesuatu serta memiliki keinginan untuk bereksploitasi dan mengasimilasi pengalaman – pengalamannya. Tokoh teori ini adalah Carl Rogers.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Perlakuan terhadap individu didasarkan akan kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik
2.      Motivasi belajar berasal dari dalam diri individu ( intrinsik )  karena adanya keinginan untuk mengetahui
3.      Metode belajar menggunakan metode pendekatan terpadu dengan menekankan kepada ilmu – ilmu sosial
4.      Tujuan kurikuler mengutamakan pada perkembangan diri segi sosial, keterampilan berkomunikasi dan kemampuan untuk peka terhadap kebutuhan individu dan orang lain
5.      Bentuk pengelolaan kelas terpusat pada peserta didik yang mempunyai kebebasan memilih dan guru hanya berperan untuk membantu
6.      Untuk mengefektifkan mengajar maka pengajaran disusun dalam bentuk topik – topik terpadu berdasarkan pada kebutuhan peserta didik
7.      Partisipasi peserta didik sangat dominan
8.      Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan belajar melalui pemahaman dan pengertian  bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan
9.      Tujuan umum pendidikan adalah untuk memaksimalkan kemampuan diri dan pemahaman

0 komentar:

Posting Komentar

 

Reni Ariningsih Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review