Minggu, 03 Juni 2012

Lingkungan Pendidikan

Diposting oleh Unknown di 04.59

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Keluarga (Lingkungan Pendidikan Informal)
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya. Pendidikan dalam lingkungan keluarga dimulai sejak anak lahir ke dunia dari kandungan ibunya, dan berhenti apabila sang anak meninggalkan keluarga asal untuk mendirikan keluarga baru.

1.      Pengertian dan Ciri-ciri Keluarga
Secara umum keluarga merupakan suatu lembaga yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak yang belum menikah, hidup dalam sebuah kesatuan kelompok berdasarkan ikatan tertentu. Selanjutnya M.I Soelaeman (1994) mengemukakan cirri-ciri keluarga menurut M.C Iver dan Page, seperti berikut :
a.       Adanya hubungan berpasangan antar kedua jenis (pria dan wanita)
b.      Dikukuhkan oleh ikatan pernikahan
c.       Adanya pengakuan terhadap keturunan (anak) yang dilahirkan dalam rangka hubungan tersebut
d.      Adanya kehidupan ekonomi yang diselenggarakan secara bersama-sama, dan
e.       Diselenggarakannya kehidupan berumah tangga

2.      Fungsi Keluarga
Demi perkembangan dan pendidikan anak, keluarga harus mempunyai atau melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang. M.I Soelaeman (1994) mengemukakan beberapa fungsi keluarga yaitu :
a.       Fungsi Edukasi
Fungsi ini berkaitan dengan keluarga sebagai wahana pendidikan anak khususnya dan pendidikan anggota keluarga lainnya. Fungsi ini tidak sekedar menyangkut pelaksanaanya, melainkan meyangkut penentuan sarana, pengayaan wawasan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan upaya pendidikan keluarga. Keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju, dan mandiri sesuai dengan tuntutan perkembangan waktu.
b.      Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dapat diartikan belajar sosial artinya anak mempelajari nilai-nilai sosial, keluarga menjadi penghubung anak dengan kehidupan sosial dengan pembiasaan nilai-nilai norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, dalam keluargalah pertama kali berlangsung proses memanusiakan manusia (humanisasi).
c.       Fungsi Proteksi (Perlindungan)
Dengan fungsi ini keluarga berfungsi sebagai tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai, dan tentram bagi seluruh anggota keluarga sehingga terpenuhi kebahagiaan batin. Sedangkan secara fisik keluarga harus melindungi anggotanya, memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan dan lain-lain.
d.      Fungsi Afeksi  (Perasaan)
Fugsi ini mendorong keluarga sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Selain itu keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin yang kuat antar anggotanya, sesuai dengan status peranan sosial masing-masing dalam kehidupan keluarga itu, ikatan batin yang dalam dan kuat ini harus dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang.
e.       Fungsi Ekonomi
Fungsi ini mendorong keluarga sebagai tempat pemenuhan kebutuhan ekonomi, fisik, dan materi yang sekaligus mendidik keluarga hidup efisien, ekonomis, dan rasional. Fungsi ekonomi meliputu pencarian nafkah, perencanaan serta pemanfaatan dan pembelajarannya.
f.       Fungsi Religius
Fungsi ini mendorong keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berakhlak, dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya. Untuk melaksanakan fungsi ini keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak kepada kehidupan beragama dengan menciptakan iklim keluarga yang religius sehingga dapat dihayati oleh anggota keluargannya.
g.      Fungsi Rekreasi
Dalam menjalankan fungsi ini keluarga harus menjadi ligkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat, dan penuh semangat. Keluarga harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi semua anggota keluarganya. Oleh karena itu, keluarga hendaknya mampu menciptakan suasana tersebut agar timbul keseimbangan pribadi dan keluarga dapat memberikan perasaan bebas terlepas dari kesibukan sehari-hari.

h.      Fungs Biologis
Fungsi ini diarahkan unuk mendorong keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan produksi sehat bagi semua anggota keluarganya. kebutuhan biologis merupakan fitrah manusia, melibatkan fisik untuk melangsungkan kehidupannya. Pelaksanaan fungsi ini tidak sendiri melainkan adanya keseimbangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi lain seperti : fungsi religius, sosialisasi, proteksi, afeksi, dan rekreasi.

3.      Tujuan,  Isi, dan Penanggung Jawab Pendidikan dalam Keluarga
Sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga secara tersurat, tetapi secara tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
Adapun isi pendidikan dalam keluarga biasanya meliputi nilai agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Keluarga tidak memiliki kurikulum formal atau kurikulum tertulis.
Salah satu fungsi keluarga adalah pendidikan, dalam hal ini orangtua (ibu dan ayah) adalah pengemban tanggung jawab pedidikan anak. Secara kodrati orangtua bertanggung jawab atas pendidikan anak dan atas kasih sayangnya orangtua mendidik anak, selain orangtua saudara-saudaranya yang masih tinggal serumah pun akan turut bergaul dengan anak sehingga akan turut mempengaruhi bahkan mendidiknya.


4.      Karakteristik Lingkungan Pendidikan Informal (Keluarga)
a.       Tujuan pengembangannya lebih menekankan pada pengembangan karakter
b.    Peserta didiknya bersifat heterogen

B.     Sekolah  (Lingkungan Pendidikan Formal)
1.      Bentuk Sekolah
Sebagai lingkungan pendidikan formal sekolah dibagi atas tiga jenjang pendidikan yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang  pendidikan menengah. Dijalur pendidikan formal pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS). Jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan  (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Sedangkan pendidkan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas yang merupakan kelanjutan dari jenjang pendidikan menengah.

2.      Tujuan Pendidikan Sekolah
Sekolah mempunyai tujuan pendidkan sesuai dengan jenjang, bentuk dan jenisnya. Tujuan sekolah dapat ditemukan didalam kurikulum sekolah. Tujuan sekolah umumnya adalah memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, makhluk tuhan serta mempersiapkan peserta didik melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Pada jenjang menengah dan perguruan tinggi sekolah juga bertujuan untuk memberikan bekal kemempuan  untuk bekerja.
Untuk pendidikan dasar, sekolah bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan untuk pendidikan menengah sekolah bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan akhlak mulia, selain itu sekolah hendaknya berperan sebagai masyarakat belajar, yaitu masyarakat yang memiliki tata kehidupan yang mengatur hubungan antara guru dengan lingkungannya yang membelajarkan murid untuk mencapai tujuan pendidikan dalam suasana yang menggairahkan.

3.      Fungsi Sekolah
Sebagaimana fungsi pendidikan pada umumnya, sekolah memiliki fungsi konservasi dan fungsi inovasi. Fungsi konservasi yaitu upaya-upaya sekolah dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat, sedangkan fungsi inovasi adalah upaya-upaya sekolah dalam rangka melakukan pembaruan di dalam masyarakat.
Soleh Soegianto (Bambang Robadi. 2007) mengemukakan fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yaitu:
a.       Sekolah berfungsi sebagai lembaga sosialisasi membantu anak-anak dalam mempelajari cara-cara hidup ditempat mereka dilahirkan
b.      Sekolah berfungsi untuk mentransmisi dan mentransformasi kebudayaan dan sekolah berfungsi menyeleksi murid untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

4.      Karakteristik Sekolah
a.       Secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan intelektual
b.      Peserta didik bersifat homogen
c.       Isi pendidikannya terprogram secara formal/kurikulum tertulis
d.      Terstruktur, berjenjang dan berkesinambungan
e.       Waktu pendidikan terjadwal secara ketat dan reatif lama
f.       Cara pelaksanaan bersifat formal
g.      Evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis

5.      GURU (Pendidik di Sekolah)
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai serta mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru sebagai npengganti  orang tua di sekolah harus memberi kemudahan dalam pembelajaran bagi semua anak didik agar mampu mengembangkan segala kemempuan dan potensi yang dimilikinya.
Guru sebagai pendidik ia harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

C.    Masyarakat ( Lingkungan Pendidikan Non Formal )
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan selain dari lingkungan pendidikan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak sudah mulai lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Namun orang tua tidak melepas begitu saja, mereka tetap mengontrol perkembangan atau pendidikan yang didapatkannya. Karena pengaruh yang lebih luas di banding dengan lingkungan pendidikan yang lain. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap, minat, maupun pembentukan kesusilaan, dan keagamaan
                                                                                                  
1.         Pengertian Masyarakat Serta Kaitannya Dengan Pendidikan
Masyarakat yaitu sekelompok orang yang berinteraksi antara sesamanya, saling bergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama. Pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu dan memiliki kepentingan bersama. Jenis masyarakat antara lain masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Secara umum masyarakat mempunyai kesamaan, namun secara khusus masyarakat akan mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini mungkin berkenaan dengan hubungan sosialnya, karasteristik daerah tempat tinggalnya, dan nilai-nilai budayanya.
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri seperti dikemukakan oleh Tirtarahardja dan La Sulo,yaitu antara lain:
a.    Ada interaksi antara warga – warganya
b.    Pola tingkah laku warga – warganya diatur oleh adat istiadat, norma – norma, hukum, dan aturan – aturan yang khas
c.    Ada rasa identitas yang kuat yang mengikat pada warganya. Kesatuan wilayah, adat istiadat, rasa identitas, dan loyalitas (kesetiaan) terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan bangsa sebagai patriotisme, kesetiakawanan sosial dll.

Kaitan antara masyarakat dengan pendiddikan  menurut Tirta Rahardja dan La Sulo ( 2000 ), dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:
a.    Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan
b.    Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi  edukatif
c.    Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang di rancang maupun yang di manfaatkan. Perlu pula di ingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakat dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.

2.     Masyarakat Sebagai Lingkungan Pendidikan Non Formal
Di dalam lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang berbagai hal. Misalnya tentang lingkungan alam, tentang hubungan sosial, politik, kebudayaan dan sebagainya.
Di dalam masyarakat setiap orang mempunyai status tertentu, mereka belajar tenteng nilai-nilai dan peranan-peranan yang seharusnya mereka lakukan. Setiap orang memperoleh pengalaman bergaul dengan anggota masyarakat lainnya di luar rumah dan di luar lingkungan sekolah.
Didalam lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengaruh yang sifatnya mendidik dari orang-orang yang ada di sekitarnya, baik dari teman sebaya maupun orang dewasa melalui interaksi sosial secara langsung atau tatap muka. Pengaruh pendidikan tersebut dapat pula diperoleh melalui interaksi sosial secara tidak langsung. Contohnya melalui siaran televisi, buku-buku, koran, cerita, majalah dll. Selain itu dalam masyarakat terdapat berbagai lembaga seperti kursus, majelis taklim, pendidikan keterampilan, pendidikan kesetaraan, bimbingan tes yang turut berpartisipasi dalam melaksanakan pendidikan.

3.         Bentuk Ligkungan Pendididkan Non Formal
Pendiddikan non formal dapat terselenggara secara tidak terstruktur dan berjenjang, dapat pula diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang. Contoh penyelenggaraan pendidikan di dalam lingkungan pendidikan non formal yang terstruktur dan berjenjang antara lain kelompok belajar paket A, kelompok belajar paket B, kelompok belajar paket C, kursus komputer dan Bahasa Inggris. Adapun contoh penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang adalah ceramah keagamaan yang ditayangkan televisi, penyampaian informasi melalui koran, majalah, buku-buku.

4.         Tanggung Jawab dan Fungsi Lingkungan Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal selain menjadi tanggung jawab pemerintah juga menjadi tanggung jawab bersama para orang dewasa yang ada di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah dan mungkin juga pengembang pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah.

5.         Karakteristik Lingkungan Pendidikan Non Formal
a.       Secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan keterampilan praktis
b.      Peserta didiknya bersifat Heterogen
c.       Isi pendiddikannya ada yang terprogram secara tertulis ada pula yang tidak terprogram secara tertulis
d.      Dapat terstruktur, berjenjang dan bersinambung dapat pula tidak terstruktur , tidak berjenjang dan tidak bersinambung
e.       Waktu pendidikan terjadwal secara ketat atau tidak terjadwal secara ketat dan lama pendidikanya relatif singkat
f.       Cara pelaksanaan pendidikan mungkin bersifat artificial mungkin pula bersifat wajar
g.      Evaluasi pendidikan mungkin dilaksanakan secara sistematis dapat pula tidak sistematis
h.      Credentials mungkin ada dan mungkin pula tidak ada

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya. Pendidikan dalam lingkungan keluarga dimulai sejak anak lahir ke dunia dari kandungan ibunya, dan berhenti apabila sang anak meninggalkan keluarga asal untuk mendirikan keluarga baru. Secara umum keluarga merupakan suatu lembaga yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak yang belum menikah, hidup dalam sebuah kesatuan kelompok berdasarkan ikatan tertentu. Demi perkembangan dan pendidikan anak, keluarga harus mempunyai atau melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang. M. I Soelaeman (1994) mengemukakan beberapa fungsi keluarga yaitu : fungsi edukasi, fungsi sosialisasi, fungsi proteksi (perlindungan), fungsi afeksi (perasaan), fungsi ekonomi, fungsi religious, fungsi rekreasi, dan fungsi biologis. Sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga secara tersurat, tetapi secara tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Adapun isi pendidikan dalam keluarga biasanya meliputi nilai agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Keluarga tidak memiliki kurikulum formal atau kurikulum tertulis.
Sebagai lingkungan pendidikan formal sekolah dibagi atas tiga jenjang pendidikan yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sekolah mempunyai tujuan pendidkan sesuai dengan jenjang, bentuk dan jenisnya. Tujuan sekolah dapat ditemukan didalam kurikulum sekolah. Tujuan sekolah umumnya adalah memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, makhluk tuhan serta mempersiapkan peserta didik melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Pada jenjang menengah dan perguruan tinggi sekolah juga bertujuan untuk memberikan bekal kemempuan  untuk bekerja. Sebagaimana fungsi pendidikan pada umumnya, sekolah memiliki fungsi konservasi dan fungsi inovasi. Fungsi konservasi yaitu upaya-upaya sekolah dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat, sedangkan fungsi inovasi adalah upaya-upaya sekolah dalam rangka melakukan pembaruan di dalam masyarakat.
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan selain dari lingkungan pendidikan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak sudah mulai lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Namun orang tua tidak melepas begitu saja, mereka tetap mengontrol perkembangan atau pendidikan yang didapatkannya. Karena pengaruh yang lebih luas di banding dengan lingkungan pendidikan yang lain. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap, minat, maupun pembentukan kesusilaan, dan keagamaan. Masyarakat yaitu sekelompok orang yang berinteraksi antara sesamanya, saling bergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama. Pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu dan memiliki kepentingan bersama. Jenis masyarakat antara lain masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Di dalam lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang berbagai hal. Misalnya tentang lingkungan alam, tentang hubungan sosial, politik, kebudayaan dan sebagainya. Pendiddikan non formal dapat terselenggara secara tidak terstruktur dan berjenjang, dapat pula diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang. Contoh penyelenggaraan pendidikan di dalam lingkungan pendidikan non formal yang terstruktur dan berjenjang antara lain kelompok belajar paket A, kelompok belajar paket B, kelompok belajar paket C, kursus komputer dan Bahasa Inggris.

B.  Saran
Pendidikan sangat penting sekali bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Setiap anak wajib mendapatkan pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Secara umum keluarga merupakan suatu lembaga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang belum menikah. Ada beberapa fungsi dalam pendidikan informal (keluarga) yaitu : fungsi edukasi, fungsi sosialisasi, fungsi proteksi (perlindungan), fungsi afeksi (perasaan), fungsi ekonomi, fungsi religious, fungsi rekreasi, dan fungsi biologis. Sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga secara tersurat tetapi secara secara tersirat dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar anak menjadi pribadi yang mantap dalam beragama, bermoral, dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Keluarga tidak memiliki kurikulum formal dan kurikulum tertulis.
Pendidikan formal dibagi menjadi tiga yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sekolah mempunyai tujuan pendidikan sesuai dengan jenjang, bentuk dan jenisnya. Sekolah memiliki fungsi konservasi dan fungsi inovasi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Reni Ariningsih Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review