Dibulan yang katanya bulan penuh kasih sayang ini banyak cerita, banyak derita, duka, dan air mata juga. Tapi aku selalu bersyukur untuk tetap menjalaninya walau kadang aku sering mengeluh dan kadang enggan untuk menjalaninya lagi. Entah apa yang membuat aku untuk bersemangat kembali, yang jelas di saat aku ingin berhenti pasti ada satu titik yang membuat aku harus lebih bersemangat lagi. Karena aku tahu Tuhan selalu memberikan cobaan yang tidak melebih batas kemampuan umat-Nya. Yaaa dan aku percaya itu. Buat orang yang sudah mau meluangkan waktu untuk bercerita, berdua, dan bersama aku ucapkan terimakasih. Terimakasih buat waktunya, buat setiap genggaman dan pelukan hangatnya. Dan mungkin kali ini aku harus bisa tanpa kamu. Untuk kali ini biarkan aku serius dalam menjalani hidup aku. Untuk bernafas, untuk bersyukur, untuk lebih sabar dan bersemangat lagi dalam menjalani hidup ini. Bersemangat untuk kuliah dan bekerja. So long pebruari yang penuh kenangan dan yang begituuuuu suram selamat datang maret yang penuh harapan dan semangat baru ^^
Kamis, 28 Februari 2013
Selasa, 26 Februari 2013
Qoute #31
Merci pour cette belle aventure, Il est temps pour toi d'en
vivre une nouvelle ƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ ┌(˘⌣˘)ʃ
vivre une nouvelle ƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ ┌(˘⌣˘)ʃ
Senin, 11 Februari 2013
Makalah Konsep Belajar
A. Konsep Belajar
Memahami
konsep belajar secara utuh perlu digali lebih dulu bagaimana para pakar
psikologi dan pakar pendidikan mengartikan konsep belajar. Pandangan kedua
kelompok pakar tersebut sangat penting karena perilaku belajar merupakan
ontologi keilmuan itu. Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses
psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara alami,
sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagai peoses
psikologis-pedagogis yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan
lingkungan belajar yang sengaja diciptakan.
Menurut
Bell-Gredler (1981:1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skill, and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan (skill)
dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang
hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya
dalam pendidikan informal, keturutsertaannya dalam pendidikan formal dan/atau
pendidikan nonformal. Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dari
makhluk lainnya.
Belajar
sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting, baik dalam
kehidupan masyarakat tradisional maupun modern. Pentingnya peran belajar dapat
dipahami dari traditional/local wisdom,
filsafat, temuan penelitian dan teori tentang belajar. Traditional/local wisdom adalah ungkapan verbal dalam bentuk frasa,
peribahasa, adagium, maksim, kata mutiara, petatah-petitih atau puisi yang
mengandung makna eksplisit atau implisit tentang pentingnya belajar dalam
kehidupan manusia. Sebagai contoh: Iqra
bismirobbika ladzi kholaq (Bacalah alam semesta ini dengan nama tuhanmu);
belajarlah sampai ke negeri cina sekalipun (Belajarlah tentang apa saja, dari
siapa saja dan dimana saja).
Dalam
pandangan yang lebih komprehensif konsep belejar dapat digali dari berbagai
sumber seperti filsafat, penelitian empiris, kebajikan dan keindahan. Karna itu
filsafat merupakan pandangan yang koheren dalam melihat hubungan manusia dengan
alam semesta. Plato, dalam Bell-Gredler (1986: 14-16) meliat pengetahuan
sebagai suatu yang ada dalam diri manusia dan dibawa lahir. Sementara itu Aristoteles
melihat pengetahuan sebagai suatu yang ada dalam dunia fisik bukan dunia
pikiran. Kedua kutub pandangan filosofis tersebut berimplikasi pada pandangan tentang belajar. Bagui
penganut filsafat idealisme hakekat realita terdapat dalam pikiran, sumber pengetahuan
adalah ide dalam diri manusia, dan proses belajar adalah pengembangan ide yang
telah ada dalam pikiran. Sedang bagi penganut realisme, realita terdapat dalam
dunia fisik, sumber pengetahuan adalah pengalaman sensori, dan belajar
merupakan kontak atau interaksi individu dan lingkungan fisik.
Dalam
konteks pencpaian tujuan pendidikan nasional konsep belajar harus diletakkan
secara subtantif-spikologis terkait pada seluruh esensi tujuan pendidikan
nasional mulai dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Dengan kata lain konsep belajar yang secara
konseptual bersifat content free atau bebas-isi secara operasional-kontekstual
menjadi konsep yang bersifat content-based atau bermuatan. Oleh karena itu,
konsep belajar dalam konteks tujuan pendidikan nasional harus dimaknai sebagai
belajar untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Karena pendidikan memiliki
misi spiko pedagogic dan sosio pedagogic maka pengembangan pengetahuan,
nilai-nilai dan sikap, serta keterampilan mengenai keberagaman dalam konteks
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Ciri-ciri Belajar
Dari
semua pengertian tentang belajar, sangat jelas pada kita bahwa belajat tidak
hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh
kemampuan individu. Kedua prengertian terakhir tersebut memusatkan perhatiannya
pada tiga hal.
Pertama,
belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.
Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi
juga meliputi aspek sikap nilai (afektif) serta keterampilan (spikomotor).
Kedua,
perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang
terjadi pada diri individu karna adnya interaksi antara dirinya dan lingkungan.
Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik. Misalnya seorang anak akan
mengetahui bahwa api itu panas setelah ia menyentuh api yang menyala pada
lilin. Disamping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut dapat
diperoleh melalui interaksi psikis. Contohnya, seorang akan berhati-hati saat
menyebrang jalan setelah ia melihat adaorang yang tertabrak kendaraan.
Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karna adanya interaksi individu dan
lingkungan. Begitu juga dengan kemampuan berjalan.
Ketiga,
perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku akibat obat-obatan,
minuman keras, dan yang lainnya tidak dapat dikatagorikan sebagai perilaku
hasil belajar. Seoarng altet yang dapat melakukan lompat galah melebihi rekor
orang lain karena minum obat tidak dapat dikatagorikan sebagai hasil belajar.
Perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar
akan bersifat cukup permanen.
C. Jenis-jenis Belajar
Berkenaan
dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne (1985) mengemukakan delapan
jenis belajar. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah:
1. Belajar
Isyarat (Signal Learning)
Belajar
melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan suatu karena adnya tanda
atau isyarat. Misalnya berhenti berbicara ketika mendapat isyarat telunjut
menyilang mulut sebagai tanda tidak boleh ribut; atau berhenti mengendarai
sepeda motor di perempatan pada saat tanda lampu merah menyala.
2. Belajar
Stimulus-Respon (Stimulus-Response Learning)
Belajar
stimulus-respon terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar.
Misyalnya, menendang bola ketika ad bola didepan kaki, berbaris rapi karena ada
komando, berlari ketika mendengar suara anjing menggonggong di belakang, dan
sebagainya.
3. Belajar
Rangkaian (Chaining Learning)
Belajar
rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai proses stimulus respon (S-R) yang
telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan pereilaku yang segera atau
spontan seperti konsep merah-putih, panas-dingin, ibu-bapak, kaya-miskin, dan
sebagainya.
4. Belajar
Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning)
Belajar
asosiasi verbal terjadi bila individu telah mengetahui sebutanbentuk dan dapat
menakap makna yang bersifat verbal. Misalnya, perahu itu seperti badan itik
atau kereta api seperti keluang (kaki seribu) atau wajahnya seperti bulan
kesiangan.
5. Belajar
Membedakan (Discrimination Learning)
Belajar
diskriminasi terjadi bila individu barhadapan dengan benda, suasana, atau
pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak
itu. Misalnya, membedakan jenis tumbuhan atas dasr urat daunnya, suku bangsa
menurut tempat tinggalnya, dan negara menurut tingkat kemajuannya.
6. Belajar
Konsep (Concept Learning)
Belajar
konsep terjadi bila individu menghadapi bernagai fakta atau data yang kemudian
ditafsirkan kedalam suatu pengertian atau makna yang abstrak. Misalnya,
binatang, tumbuhan, dan manusia termasuk makhluk hidup; negara-negara maju
termasuk developed-countries; aturan-aturan yang mengatur hubungan antar-negara
termasuk hukum internasional.
7. Belajar
Hukum dan Aturan (Rule Learning)
Belajar
aturan/hukum terjadi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa
atau perangkat data yang terdahulu atau yang diberikan sebelumnya dan
menerapkannyaatau menarik kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan. Misalnya,
ditemukan bahwa benda memuai bila dipanaskan, iklim suatu tempat dipengaruhi
oleh tempat kedudukan geografi dan astronami di muka bumi, harga dipengaruhi
oleh penawaran dan permintaan, dan sebagainya.
8. Belajar
Pemecahkan Masalah (Problem Solving Learning)
Belajar
pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau
prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan. Misalnya, mengapa harga bahan bakar
minyak naik, mengapa minat masuk perguruan tinggi menurun, proses pemecahan masalahselalu
bersegi jamak dan satu sama lain saling berkaitan.
Makalah Bola Voli
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu
pendidikan yang hanya di kaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini
telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,
seni, psikomotor, serta life skill. Dengan di terbitkannya Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk
menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan
penalaran,penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial),
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan
dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.Melihat dari
perkembangan Bola voli di dunia yang kian merebak selayak dan seyogya nya pula
kita sebagai generasi bangsa harus mengetahui beberapa olah raga yang sekarang
menjadi salah satu tumpuan Indonesia yaitu diantara sekian banyak olahraga yang
diminati di Indonesia dan Bola voli bahkan sudah mendemam ke seluruh plosok dan
tidak ketinggalan di pedesaan. Untuk itu kita harus menanamkan pada peserta
didik kita mengenai Pentingnya ilmu Bola voli serta sejarah singkat Bola Voli.
B.
Tujuan
Masalah
Mata Kuliah Pendidikan Jasmani, dan Kesehatan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.yaitu salah satunya
Olahraga Bola voli
2.
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang lebih baik.di bidang Bola voli
3.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
dalam Bermain Bola voli
4.
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan, Terutama di bidang Bola voli
5.
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis dalam Beramain Bola
voli
6.
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
C.
Manfaat
Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat
dipergunakan sebagai bahan acuan dalam memberi pengajaran kepada para peserta
didik sekaligus dapat membangun Indonesia yang tangguh dibidang ke Olahragaan
terutama dibidang olahraga Bola vol
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal-usul
Bola Voli
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama
ation) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di
HolyokeMintonette.Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang
Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Educ, Massachusetts (Amerika
Serikat). William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870,
dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association)
merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran
pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh
George William
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola
basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28
November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama
Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga
mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William
G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan
permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan
basketball oleh James Naismith.
Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang
diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya,
permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga
permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir
adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus
bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan
ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada
pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA
Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick
(Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus
sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the
International Committe of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk
mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang
baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield
tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam
kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim
beranggotakan lima orang. Kedua tim tersebut diketuai oleh seorang Mayor dan
Kepala pasukan pemadam kebakaran Holyoke.Dalam kesempatan itu, Morgan juga
menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di
dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya
pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada
batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan
sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak
melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Demonstrasi pertandingan yang dibawakan oleh kedua tim, serta penjelasan
yang telah disampaikan oleh Morgan-pun telah membawa sebuah perubahan pada
Mintonette.Perubahan pertama yang terjadi pada permainan tersebut terjadi pada
namanya. Atas saran dari Profesor Alfred T. Halstead yang juga menyaksikan dan
memperhatikan demonstrasi serta penjelasan Morgan, nama Mintonette-pun berubah
menjadi Volleyball (bola voli). Pemilihan nama Volleyball sebagai pengganti
Mintonette-pun tidak dilakukan dengan tanpa pertimbangan. Nama Volleyball
dipilih berdasarkan gerakan-gerakan utama yang terdapat pada permainan
tersebut, yaitu gerakan memukul bola sebelum bola tersebut jatuh ke tanah
(volley). Pada awalnya, nama Volleyball-pun dieja secara terpisah (dua kata),
yaitu “Volley Ball”. Kemudian pada tahun 1952, Komite Administratif USVBA
(United States Volleyball Association) memilih untuk mengeja nama tersebut
dalam satu kata, yaitu “Volleyball”. USVBA adalah persatuan olahraga bola voli
yang terdapat di Amerika Serikat. Asosiasi ini pertama kali didirikan pada
tahun 1928, dan pada saat ini USVBA lebih dikenal dengan nama USAV (USA
Voleyball). Setelah demonstrasi tersebut, komite YMCA berjanji untuk
mempelajari peraturan-peraturan permainan yang telah ditulis dan diserahkan ke
Morgan.Beberapa peraturan yang pertama kali ditulis oleh Morgan adalah
penggunaan net setinggi 6 feet 6 inch (ukuran ini disesuaikan dengan tinggi
rata-rata orang Amerika yang pada abad ke-19 tersebut ternyata lebih pendek), lapangan
berukuran 7.6 x 15.2 m2, dan dimainkan oleh beberapa orang pemain. Dalam
peraturan lama tersebut, permainan terbagi atas sembilan babak. Pada setiap
babak, masing-masing tim memperoleh kesempatan untuk melakukan servis (memukul
bola di awal permainan/pukulan bola pertama). Selain itu, dalam peraturan yang
pertama kali dibuat tersebut tidak terdapat batasan kontak antara pemain dengan
bola, sebelum bola tersebut dapat dipukul dan berpindah ke wilayah lawan. Jika
pemain melakukan kesalahan ketika melakukan servis, maka ia masih diijinkan
untuk melakukan servis yang kedua. Sedangkan pemukulan bola ke arah net akan
dianggap sebagai sebuah pelanggaran dan berakibat kehilangan skor, kecuali pada
saat melakukan servis yang pertama. Karena setelah servis pertama, masih
terdapat kesempatan untuk melakukan servis yang kedua. Akhirnya, merekapun
memodifikasi dan menerbitkan peraturan tersebut pada bulan Juli 1896
B.
Perkembangan
Bola Voli
Salah satu perlengkapan yang paling vital pada permainan bola voli adalah
bola. Namun, waktu pembuatan bola yang pertama, untuk permainan bola voli masih
menjadi sebuah perdebatan. Ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa bola voli
yang resmi atau standar pertama kali dibuat pada tahun 1896 oleh Spalding.
Sementara itu, beberapa sumber yang lain menyatakan bahwa bola voli yang
standar pertama kali dibuat padatahun 1900.
Seiring berjalannya waktu, permainan bola voli-pun terus mengalami
perubahan-perubahan, baik dari segi peraturan permainan, tekhnik permainan,
maupun skill para pemainnya. Perhitungan skor mengalami perubahan pada sekitar
tahun 1917. Batasan skor yang pada awalnya 21 poin, saat itu telah diubah
menjadi 15 poin. Perubahan juga masih terjadi pada tahun 1920, yaitu dalam segi
peraturan permainannya. Pada tahun 1920 ini telah diperkenalkan aturan “tiga
pukulan” dan telah dibentuk juga batas menyerang pada baris belakang.
Perkembangan permainan bola voli yang terus mengalami kemajuan,telah
semakinbanyak merebut minat para pecinta olahraga di dunia. Setelah berhasil
memperkenalkan permainan bola voli ke seluruh lapisan masyarakat Amerika
Serikat, permainan bola voli-pun semakin melebarkan sayapnya ke negara-negara
di luar Amerika. Pada tahun 1900, Kanada telah menjadi negara asing pertama
yang mengadopsi permainan bola voli tersebut. Penyebaran permainan bola voli
ini pun terus berlanjut ke negara-negera yanglain. Brazil, Rusia, China, Asia,
dan Eropa merupakan wadah-wadah dimana permainan bola voli menjadi sebuah
olahraga yang sangat populer.
C.
Sejarah
Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman
penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dariNegeri Belanda
untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya. Di samping
guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam
pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di
asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar
kompeni-kompeni Belanda sendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan
mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan
dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli
seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional
yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun
ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat
menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik
untuk pria maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi
dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun
1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya
klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan
data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta
olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan
sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga
setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah
perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior
Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal
3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano
Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto
Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang
kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam
kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :
1. Uni
Sovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5. Kuba
6. Yunani
7. Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam
periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. Mochamad Sanusi,
perbolavolian makinmeningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun
dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang
dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
D.
Pembinaan
Bola Voli Di Indonesia
Perkembangan bolavoli Indonesia dari tahun ke tahun, tidak lepas dari
sikap konsisten pihak Sampoerna Hijau dalam mensponsori setiap event bolavoli
di Indonesia baik ditingkat Nasional maupun event-event lokal.Pembinaan
bolavoli di Indonesia memiliki beberapa jenjang pembinaan resmi PBVSI.
PROLIGA. Adalah event profesional Indonesia. Event ini dikemas dengan
penggabungan sebuah kompetisi bolavoli dengan entertainment agar permainan
bolavoli bisa melibatkan dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Setiap tim yang
mengikuti event ini, diwajibkan untuk mengikat pemain – pemainnya secara
profesional.
LIVOLI. merupakan even pertandingan antarklub tertinggi di Indonesia.
Livoli diikuti 10 klub resmi PBVSI putra dan putri terbaik di Indonesia. Setiap
pemain yang berlaga pada even ini merupakan atlet binaan klub atau yang
berstatus anggota di klub yang bersangkutan. Melalui even Livoli akan
ditentukan peringkat klub secara nasional. Untuk klub yang berada diperingkat 2
terbawah akan terdegradasi dan wajib mengikuti even Kejurnas antarklub.
KEJURNAS. merupakan even yang mempertandingkan semua perwakilan klub
resmi daerah yang terdaftar di PBVSI. Klub yang berhak mengikuti kejurnas
adalah klub finalis pada even kejurda. Sedangkan untuk klub Finalis Kejurnas
memiliki hak promosi untuk mengikuti LIVOLI.
KEJURDA. Even ini dilaksanakan oleh masing-masing propinsi. Kejurda merupakan tolok ukur tingkat keberhasilan pembinaa
KEJURDA. Even ini dilaksanakan oleh masing-masing propinsi. Kejurda merupakan tolok ukur tingkat keberhasilan pembinaa
E.
Peraturan-peraturan
a. Lapangan
Olahraga permainan bola voli dimainkan pada sebuah lapangan yang
berbentuk persegi panjang. Seiring dengan terus berkembangnya permainan bola
voli, maka standar-standar ukuran internasional dan sarana pendukung pada
lapangan bola voli-pun telah ditetapkan. Standar ukuran panjang lapangan bola
voli adalah 18 meter, sedangkan ukuran lebarnya adalah 9 meter. Panjangan
lapangan tersebut kemudian dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang
dipasang pada dua buah tiang. Net tersebut dipasang pada ketinggian 2.43 meter
atau 2.24 meter. Pada setiap ujung atas tiang biasanya akan dipasang sebuah
antena. Antena ini akan menjadi pembatas gerakan bola yang menyamping atau
melebar. Net yang memiliki lebar satu meter tersebut dipasang melebar di tengah
lapangan. Ukuran 2.43 meter biasa digunakan dalam pertandingan bola voli putra,
sedangkan pada kelas putri biasanya menggunakan net dengan ketinggian 2.24
meter. Meskipun demikian, pada kompetisi-kompetisi kelas yunior maupun veteran
biasanya tinggi net bervariasi. Untuk kompetisi kelas tersebut, tinggi net
biasanya dapat disesuaikan kembali.
Dalam lapangan bola voli dikenal istilah garis “3 meter” dari net. Garis
tersebut berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter
tersebut kemudian membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang
(back row), dan barisan depan (front row). Kemudian, pada masing-masing bagian
itu (back row dan front row) masih dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik.
Pada keenam area atau titik itulah yang merupakan posisi para pemain bola voli.
Area “1” merupakan posisi pemain yang akan melakukan servis berikutnya. Setiap
pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain harus berputar searah
dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan giliran melakukan servis. Dengan
melakukan putaran searah dengan putaran jarum jam, maka pemain pada posisi
pertama akan digantikan oleh pemain yang sebelumnya menempati posisi kedua.
Sedangkan pemain yang awalnya menempati posisi 1 akan bergeser ke posisi 6,
begitu seterusnya.
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat istilah zona bebas (free zone). Zona bebas ini merupakan area yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah seorang pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di dalam area tersebut. Garis-garis area tim tersebut juga menentukan apakah bola yang jatuh akan dinyatakan “masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih menyentuh garis area tim, maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan akan memperoleh nilai. Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim tanpa menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan “keluar”
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat istilah zona bebas (free zone). Zona bebas ini merupakan area yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah seorang pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di dalam area tersebut. Garis-garis area tim tersebut juga menentukan apakah bola yang jatuh akan dinyatakan “masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih menyentuh garis area tim, maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan akan memperoleh nilai. Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim tanpa menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan “keluar”
b.
Bentuk-bentuk
Pelanggaran
1)
Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah dan
melewati net ke area lawan. Jika setelah dipukul sebanyak tiga kali namun bola
masih belum berpindah ke area lawan, maka hal ini dianggap sebagai sebuah
pelanggaran.
2)
Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola sebanyak
satu kali, sebelum dioper ke pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola
lebih dari sekali sebelum bola tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja
maupun tidak), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola
ketika melakukan block tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang
menyentuh bola ketika melakukan block tersebut masih diizinkan secara langsung
untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar dari block-nya.
3)
Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu lebih
dari 8 detik ketika melakukan servis.
4)
Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa bola
(menyentuh bola dalam waktu yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini dianggap
sebagai sebuah pelanggaran.
5)
Spike yang dilakukan oleh pemain pada baris belakang,
sementara bola berada tepat di atas net akan dinyatakan sebagai sebuah
pelanggaran. Hal ini dapat dilakukan jika pemain tersebut melompat dari
belakang garis penyerangan (garis 3 meter), dalam hal ini pemain diperbolehkan
untuk mendarat di depan garis penyerangan.
6)
Memukul bola yang masih terdapat di area lawan
dinyatakan sebagai sebuah kesalahan.
7)
Menyentuh net dengan salah satu bagian tubuh ( kecuali
rambut), ketika permainan sedang berlangsung akan dinyatakan sebagai
pelanggaran.
8)
Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat
(jatuh) di luar area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola
tersebut.
9)
Jika dalam sebuah tim tidak ada yang menerima, menahan,
atau mengendalikan bola yang dioper dari pihak lawan, maka hal tersebut
dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Kejadian semacam ini, biasanya terjadi
akibat adanya sebuah kesalahpahaman antar pemain yang sama-sama berada di dekat
lokasi jatuhnya bola.
10)
Pelanggaran yang terkadang juga dilakukan oleh seorang
pemain voli adalah melakukan block atau spike pada bola yang belum melewati net
secara sempurna, ketika tim lawan melakukan servis.
11)
Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah kesalahan
adalah ketika pemain pada baris belakang bergabung melakukan block dengan
pemain pada baris depan.
12)
Jika pemain depan dari tim server melompat, melakukan
gerakan block, atau saling berdiri berdekatan ketika salah seorang pemain dari
timnya melakukan servis dengan tujuan untuk menghalangi pandangan tim lawan,
maka hal ini juga dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Tim tersebut akan
mendapat peringatan dari pihak wasit.
13)
Pelanggaran yang lain adalah posisi kaki pemain yang
berada di dalam garis lapangan, atau menginjak garis belakang lapangan ketika
melakukan servis (sebelum bola melewati net).
14)
Seorang libero hanya dapat bermain di baris belakang.
Jika ia melakukan block atau spike pada bola yang berada tepat di atas net,
maka hal tersebut akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran.
15)
Kesalahan posisi pemain ketika melakukan servis akan
dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Namun, setelah servis dilakukan maka
pemain dapat mengatur posisi mereka berdasarkan peraturan yang telah
ditetapkan.
16)
Adanya perkelahian secara fisik di antara pemain satu
tim maupun dengan pemain dari tim lawan akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran
c.
Penilaian
1)
Salah satu tim akan memperoleh nilai secara otomatis
jika bola jatuh di dalam garis area lawan atau ketika tim lawan melakukan
sebuah kesalahan. Dalam peraturan ini tidak meperhitungkan tim manakah yang
sebelumnya melakukan servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke tangan lawan,
dan tim lawanlah yang selanjutnya akan melakukan servis berikutnya.
2)
Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim yang
memperoleh nilai, maka servis yang selanjutnya masih akan dilakukan oleh pemain
yang sama, yang sebelumnya melakukan servis.
3)
Posisi pemain harus berputar searah dengan putaran
jarum jam jika servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang memperoleh
poin. Dengan demikian, servis akan dilakukan oleh pemain yang sebelumnya
menempati area 1.
4)
Pertandingan pada setiap set akan berakhir ketika salah
satu tim memperoleh poin 25. 2 poin tambahan akan diberikan ketika kedua tim
memperoleh poin yang sama yaitu pada poin 24.
5)
Biasanya, pertandingan akan dilangsungkan dalam 5 set.
Pada set pertama hingga set ke-4 akan dimainkan hingga 25 poin. Sedangkan pada
set ke-5, permainan hanya akan dimainkan hingga 15 poin. Tambahan 2 poin akan
diberikan jika kedua tim mendapatkan poin yang sama, yaitu pada poin 14.
6)
Terkadang, sistem penilaian pada setiap turnamen atau
pertandingan berbeda. Pada pertandingan tingkat SMU dan profesional biasanya
hanya dilangsungkan hingga 3 set, dengan total poin hingga 30 poin Peraturan
penggunaan 25 poin baru mulai diberlakukan pada tahun 1999. Sebelumnya,
permainan hanya dilangsungkan hingga 15 poin pada setiap set. Selain itu, tim
yang memperoleh poin hanyalah tim yang sebelumnya melakukan servis. Ketika tim
server melakukan kesalahan, maka tim lawan tidak akan memperolah poin tambahan.
Kesalahan tersebut hanya akan menyebabkan pindah bola saja (tim lawan yang akan
melakukan servis selanjutnya). Dan ketika serangan salah satu tim dinyatakan
“masuk”, tim tersebut tetap tidak akan memperoleh tambahan jika servis yang
sebelumnya tidak dilakukan oleh tim itu juga. Serangan yang dinyatakan “masuk”
tersebut juga hanya akan mengakibatkan pindah bola saja. Tim tersebut hanya
memperoleh kesempatan untuk melakukan servis yang selanjutnya. Perubahan
peraturan tersebut dilakukan oleh FIVB pada tahun 1999, dan mulai ditetapkan
secara resmi pada tahun 2000.
F.
Skills Dalam
Permainan Bola Voli
Sama halnya dengan permainan yang lain, permainan bola voli ini juga
merupakan salah satu jenis permainan yang sangat membutuhkan skill yang tinggi.
Skill yang dimaksud disini adalah kualitas penguasaan tehnik-tehnik yang
terdapat dalam bola voli, baik tehnik menyerang maupun tehnik bertahan. Untuk
menjadi tim bola voli yang kompetitif, maka para pemain dalam sebuah tim bola
voli harus menguasai 6 macam tehnik dasar pada permainan tersebut. Enam tehnik
dasar yang harus dikuasai dengan baik oleh seorang pemain bola voli adalah
tehnik dalam melakukan servis, pass, set, attack, block, dan dig. Ke-6 tehnik
dasar ini merupakan tehnik-tehnik permainan yang telah diperkenalkan dan
dimainkan selama bertahun-tahun.
Dan pada akhirnya, ke-6 tehnik dasar tersebut telah ditetapkan sebagai
standar dalam pelatihan bola voli tingkat tinggi.Berikut ini adalah Beberapa
Skills yang harus dikuasai oleh seorang pemain bola voli:
1.
Servis
a. Teknik
dasar servis bawah:
1)
Pertama peganglah bola dengan tangan kiri,tangan kanan
untuk memukul bola.
2)
Kedua kaki dibuka depan dan belakang,badan agak
menyamping.
3)
Ketiga lambungkanlah bola ke atas kira-kira kurang
lebih 30cm dan saat bola turun,pukullah dengan ayunan tangan dari bawah ke arah
atas depan menuju daerah lawan.
Pertama badan tegak,kaki kiri didepan dan kaki kanan di belakang di atas
kepala.Badan melenting ke belakang sambil menggerakkan badan ke depan,tangan
dipukulkan dengan berat badan dibawa ke depan.
Tehnik dasar pertama yang dikenal dalam permainan bola voli adalah tehnik
melakukan servis. Secara sederhana, tehnik servis pada bola voli adalah pemain
berdiri di belakang garis belakang lapangan, melemparkan bola ke udara,
kemudian memukul bola tersebut ke arah lapangan atau area lawan. Meskipun
terdengar sederhana, namun pada pelaksanaan tehnik ini juga ada beberapa hal yang
harus menjdi perhatian. Tujuan melakukan servis adalah semaksimal mungkin
mengarahkan dan menjatuhkan bola pada area lawan yang kosong atau terlihat
lemah, sehingga tidak dapat diterima oleh tim lawan. Atau, mengarahkan bola ke
area lawan dengan keras dan kecepatan yang tinggi, sehingga tim lawan tidak
mampu menahan atau mengendalikannya, dan diharapkan bola tersebut akan keluar
lapangan setelah tersentuh pemain lawan. Maka untuk memaksimalkan hasil dari
servis tersebut, seorang pemain yang melakukan servis tentunya harus mampu
mengatur arah dan kecepatan bola, sehingga tim lawan akan kesulitan untuk
menerima, menahan, maupun mengendalikan servis tersebut.Ketika bola yang
diservis tersebut mendarat ke area lawan secara langsung (tanpa menyentuh
pemain lawan), maka servis tersebut biasa disebut dengan “ace”. Sebutan
tersebut juga berlaku untuk servis yang keluar lapangan, setelah terlebih
dahulu menyentuh salah seorang pemain dari tim lawan.
Seiring dengan perjalanannya yang terus exist di dunia olahraga, saat ini
tehnik servis juga telah mengalami banyak perkembangan. Tehnik servis dalam
permainan bola voli telah berkembang menjadi 9 macam, yaitu:
1)
Underhand dan Overhand Serve (Servis atas dan servis
bawah)
Underhand
serve adalah melakukan servis atau memukul bola dari bawah, yaitu pada
ketinggian sekitar area pinggang pemain. Underhand serve ini merupakan salah
satu tehnik servis yang termudah, dan juga sebagai salah satu servis yang
sangat mudah diterima oleh tim lawan. Maka dari itu, tehnik Underhand serve ini
jarang sekali digunakan pada kejuaraan tingkat tinggi. Sedangkan Overhand serve
adalah tehnik servis yang dilakukan dari atas, yaitu dengan cara melemparkan
bola ke udara kemudian memukulnya setelah bola tersebut kembali turun mencapai
ketinggian di atas bahu pemain.
2)
Sky Ball Serve
Sky ball seve
adalah sejenis tehnik servis underhand yang biasa dipergunakan dalam permainan
bola voli pantai. Dalam Sky ball serve, hasil pemukulan bola (servis) dibuat
melambung sangat tinggi, dan kemudian bola tersebut akan turun kembali dengan
gerakan yang hampir membentuk garis lurus. Tim bola voli pantai Brazil-lah yang
telah menciptakan dan menggunakan tehnik servis ini pada awal tahun 1980-an.
Saat ini, jenis tehnik servis tersebut sudah dianggap sangat kuno, sehingga
sangat jarang dipergunakan lagi.
3)
Line dan Cross_Court serve
Untuk
membedakan kedua jenis servis ini dapat dilihat dari arah gerakan bola yang
menyeberang ke area lawan. Dalam hal ini, arah gerakan bola dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu menyilang dan lurus sejajar dengan garis memanjang pada
lapangan bola voli.
4)
Top Spin
Top Spin
merupakan salah satu jenis Underhand serve. Dalam tehnik servis ini, bola yang
dipukul mengenai bagian telapak tangan sekaligus pergelangan tangan. Dengan
tehnik ini, bola akan melesat ke area lawan dengan berputar. Putaran tersebut
akan membuat bola melesat dan jatuh ke area lawan dengan cepat, keras.
5)
Floater
Tehnik servis
Floater dapat dilakukan dengan cara melompat maupun hanya dengan berdiri saja.
Pada jenis tehnik Overhand serve ini, bola yang dipukul tidak berputar. Servis
akan melesat ke area lawan tanpa gerakan berputar pada bola. Meskipun demikian,
tehnik servis ini akan menghasilkan gerakan bola yang tidak dapat diprediksi
oleh tim lawan.
6)
Jump Serve
Tehnik Jump
serve ini adalah salah satu jenis tehnik servis yang paling populer dan paling
banyak digunakan di kalangan tim bola voli tingkat perguruan tinggi maupun
profesional. Tehnik Jump serve ini juga masih termasuk dalam kategori tehnik
Overhand serve. Pemain yang akan melakukan Jump serve akan melempar bola tinggi
ke udara, setelah sebelumnya melakukan persiapan di luar garis belakang
lapangan. Setelah itu, pemain melakukan langkah pendekatan (penyesuaian)
terhadap bola yang sedang bergerak turun, kemudian ia akan melompat dan memukul
bola tersebut dengan keras. Tehnik Jump serve ini akan menghasilkan servis
dengan gerakan bola yang berputar, sangat cepat, keras, dan tajam. Hal inilah
yang membuat tehnik servis ini menjadi sangat populer di kalangan para pemain
bola voli.
7)
Jump Float
Salah satu
jenis servis yang juga populer di kalangan pemain bola voli tingkat perguruan
tinggi dan profesional adalah Jump float. Tehnik Jump float ini hampir sama
dengan tehnik Jump serve dan floater. Pada tehnik ini, pemain akan melempar
bola ke udara dengan ketinggian yang lebih rendah dari tehnik Top spin jump
serve. Sedangkan kontak dengan bola (pemukulan) tetap dilakukan di udara.
Tehnik ini akan menghasilkan servis dengan arah bola yang tidak dapat
diprediksi oleh tim lawan. Hal itulah yang membuat tehnik servis ini menjadi
lebih populer dan banyak digunakan pada kalangan perguruan tinggi dan
profesional.
8)
Round-House Serve
Pada tehnik
Round-House serve, pemain yang akan melakukan servis berdiri di luar garis
belakan lapangan, dengan posisi salah satu bahu menghadap ke arah net. Setelah
itu, bola dilempar tinggi ke udara dan dipukul dengan menggunakan gerakan
lengan yang berputar dengan cepat. Pemukulan pada bola dilakukan dengan
menggunakan telapak tangan. Hal ini akan memberikan hasil servis dengan putaran
bola yang tinggi.
9)
Hybrid Serve
Salah satu
kategori tehnik Overhand serve yang lain adalah Hybrid serve. Pada dasarnya,
tehnik Hybrid serve sama dengan tehnik Top spin serve. Tehnik Hybrid serve ini
juga akan menghasilkan servis dengan arah gerakan yang sangat sulit untuk
diprediksi oleh tim lawan.
2.
Pass/Passing
Salah satu tehnik dasar dan vital yang lain, yang juga wajib dikuasai
oleh setiap pemain bola voli adalah tehnik pass. Tanpa adanya penguasaan tehnik
pass yang baik, maka sebuah tim tidak akan mampu menghadapi pertandingan dengan
baik. Karena, pass adalah langkah awal yang akan menentukan kemampuan sebuah
tim untuk bertahan dan melakukan penyerangan. Dengan adanya penguasaan tehnik
pass yang baik, maka seorang setter akan lebih mudah dalam menyesuaikan arah
dan tinggi bola yang akan diset. Dengan demikian, sang attacker-pun akan dapat
melakukan spike secara maksimal.Dengan kata lain, pass juga biasa dikenal
dengan sebutan “reception”, yaitu sebuah usaha tim dalam rangka menerima,
menahan, dan mengendalikan servis atau segala bentuk penyerangan yang dilakukan
oleh tim lawan. Pass yang baik, bukanlah pass yang hanya mampu mencegah bola
agar tidak jatuh atau menyentuh area timnya, tetapi juga harus mampu mencapai
posisi setter dengan arah yang tepat, serta dengan gerakan dan kecepatan yang
stabil. Dengan demikian, sang setter dan attacker akan mampu menciptakan
berbagai variasi serangan dengan mudah.Sebenarnya, tehnik pass ini dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tehnik Underarm pass (passing bawah) dan
Overhand pass (passing atas). Underarm pass atau yang juga biasa dikenal dengan
sebutan bump, dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu,
dengan arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah
pada bagian dalam. Tehnik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu dengan
ketinggian sekitar batas pinggang pemain. Sedangkan Overhand pass adalah tehnik
pass yang dilakukan dengan menggunakan ujung jemari tangan, seperti ketika
melakukan set. Tehnik ini dilakukan pada posisi di atas kepala.
3.
Set
Tehnik dasar yang lain, yang terdapat dalam permainan bola voli adalah
set. Dalam standar permainan bola voli, set merupakan tindak lanjut dari tehnik
pass. Dengan kata lain, set merupakan kontak kedua dari sebuah tim dengan bola.
Pada kontak kedua ini, bola akan diterima, dikendalikan, dan diset oleh seorang
setter. Dari sinilah sebuah tim akan melakukan penyerangan atau sekedar gerak
tipuan yang akan mengecoh gerakan tim lawan. Setter akan memposisikan bola di
udara sehingga sang attacker dapat melakukan serangan ke arah lawan. Disinilah,
sang setter dituntut untuk dapat memberikan umpan bola dengan ketinggian dan
arah yang tepat, serta gerakan dan kecepatan bola yang stabil. Tentunya, hal
ini juga tetap tidak dapat terlepas dari kualitas pass yang diterima oleh
setter. Selain itu, seorang setter juga bertugas mengkoordinasi gerakan-gerakan
menyerang dari sebuah tim. Setter jugalah yang bertugas untuk menentukan,
pemain manakah yang akan melakukan serangan (spike). Hal ini biasanya juga
ditentukan oleh ke adaan bola yang diterima dari pass sebelumnya. Seperti pada
tehnik pass, pengelompokan tehnik set juga dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu Overhand set dan Bump set. Ketika bola berada pada posisi yang rendah,
yaitu ketika bola tersebut tidak dapat ditangani dengan menggunakan ujung
jemari tangan, maka yang digunakan adalah tehnik Bump set. Dalam permainan bola
voli pantai, tehnik Bump set adalah tehnik set yang paling banyak digunakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya peraturan yang lebih mengutamakan
penggunakan tehnik Bump set daripada Overhand set. Sedangkan tehnik Overhand
set biasanya hanya digunakan untuk mengendalikan bola yang berada pada posisi
yang tinggi, yang masih dapat ditangani dengan menggunakan unjung jemari
tangan.
Meskipun pada dasarnya tehnik set terbagi dalam dua kategori, namun ada beberapa orang yang masih membagi tehnik set ini dalam beberapa kategori lagi, yaitu Front set, Back set, dan Jump set. Front set adalah ketika bola yang diset oleh setter bergerak ke arah depan setter. Sebaliknya, pada Back set bola yang di set oleh setter bergerak ke arah belakang setter. Sedangkan Jump set biasanya dilakukan ketika bola yang dipass ke setter terlalu dekat dengan net. Sehingga, untuk menghindari sentuhan dengan net tersebut, maka setter melakukan set dengan tehnik melompat.
Meskipun pada dasarnya tehnik set terbagi dalam dua kategori, namun ada beberapa orang yang masih membagi tehnik set ini dalam beberapa kategori lagi, yaitu Front set, Back set, dan Jump set. Front set adalah ketika bola yang diset oleh setter bergerak ke arah depan setter. Sebaliknya, pada Back set bola yang di set oleh setter bergerak ke arah belakang setter. Sedangkan Jump set biasanya dilakukan ketika bola yang dipass ke setter terlalu dekat dengan net. Sehingga, untuk menghindari sentuhan dengan net tersebut, maka setter melakukan set dengan tehnik melompat.
Seiring dengan terus berkembangnya skill para pemain bola voli, terkadang
seorang setter juga tidak melakukan set pada bola yang di passing ke arahnya.
Sewaktu-waktu, seorang setter dapat langsung melakukan serangan ke arah lawan.
Bola kedua yang di pass ke arahnya, terkadang langsung ia buang ke area lawan
dengan menggunakan gerak tipu. Bahkan, untuk settter yang skill dan
pengalamannya sudah tinggi, terkadang melakukan spike pada pukulan keduanya.
4.
Attack/Menyerang
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kalah atau menangnya sebuah
tim bola voli dalam sebuah pertandingan adalah kualitas dan kuantitas
penyerangannya. Attack atau yang lebih akrab dengan sebutan spike, adalah
sebuah tehnik pukulan atau serangan yang bertujuan agar bola dapat mendarat di
area lawan, tanpa bisa di block (ditahan).
Menyerang atau spike dalam permainan bola voli merupakan pukulan ketiga
dari sebuah tim. Pukulan pertama biasa dilakukan dengan pass, pukulan yang
kedua dilakukan dengan tehnik set oleh setter, dan pukulan ketiga adalah spike.
Dalam tehnik spike ini, seorang spiker (penyerang) harus memperhatikan empat
langkah dasar dalam melakukan spike, yaitu awalan (apprvoach), lompatan, ayunan
pukulan pada bola di udara, dan posisi mendarat.Pemukulan bola pada saat
melakukan spike dilakukan di udara, yang idealnya adalah ketika sang attacker
berada pada puncak lompatan. Ketika akan melakukan kontak dengan bola, pemain
mengangkat tangannya setinggi mungkin sampai di atas kepalanya. Ketika
melakukan pukulan, spiker mengayunkan lengannya dan memukulkan telapak
tangannya sekeras mungkin ke arah bola yang sedang melayang tersebut.
Melakukan pemukulanpun harus diperhitungkan arahnya, sehingga tidak mudah
diprediksi oleh tim lawan. “Bounce”, adalah sebuah istilah yang terdapat dalam
permainan bola voli, tepatnya sebuah istilah dalam penyerangan. Bounce adalah
sebutan untuk jenis spike yang sangat keras, tajam, dan langsung jatuh ke
lapangan lawan tanpa menyentuh salah seorang pemain dari tim lawannya. Setelah
menyentuh lantai lapangan lawan, bola tersebut kemudian terpantul dan melambung
tinggi lagi ke udara, inilah yang biasa disebut dengan istilah “Bounce”
Berikut ini adalah beberapa tehnik yang dapat dipelajari untuk melakukan spike:
Berikut ini adalah beberapa tehnik yang dapat dipelajari untuk melakukan spike:
a. Awalan
Tehnik awalan
pada permainan bola voli ini terdiri dari dua langkah, yaitu langkah persiapan
dan langkah tolakan. Pada langkah persiapan, seorang spiker berdiri dengan
salah satu kaki berada di belakang kaki yang lain. Dalam hal ini, pemain
memiliki kebebasan untuk menentukan kaki mana yang akan berada di belakang dan
di depan, dan dapat disesuaikan dengan kenyamanan pemain itu sendiri. Setelah
itu, spiker melangkahkan kaki satu langkah ke depan, dan diikuti dengan ayunan
kedua lengan ke arah belakang. Pada posisi ini, posisi badan berangsur-angsur
membungkuk untuk membantu memperkuat tolakan. Dalam tehnik awalan ini, biasanya
seorang spiker cukup menggunakan dua hingga empat langkah saja.
Langkah kaki selanjutnya merupakan langkah tolakan, yaitu melangkahkan kaki lagi hingga kedua telapak kaki berada pada posisi yang hampir sejajar (salah satu kaki berada agak sedikit ke depan dari kaki yang lain untuk menghentikan gerakan ke arah depan dan sebagai persiapan untuk melakukan lompatan). Ayunkan kedua lengan ke arah belakang atas semaksimal mungkin, kaki ditekuk dan badan bersiap untuk melompat. Pada posisi ini, berat badan lebih banyak berpusat pada kaki yang terdapat di posisi depan.
Langkah kaki selanjutnya merupakan langkah tolakan, yaitu melangkahkan kaki lagi hingga kedua telapak kaki berada pada posisi yang hampir sejajar (salah satu kaki berada agak sedikit ke depan dari kaki yang lain untuk menghentikan gerakan ke arah depan dan sebagai persiapan untuk melakukan lompatan). Ayunkan kedua lengan ke arah belakang atas semaksimal mungkin, kaki ditekuk dan badan bersiap untuk melompat. Pada posisi ini, berat badan lebih banyak berpusat pada kaki yang terdapat di posisi depan.
b. Lompatan
Gerakan
melompat dapat dilakukan dengan menggunakan hentakan tumit dan jari kaki pada
lantai, gerakan ini juga disertai dengan ayunan kedua lengan ke arah depan atas
pada saat kaki melakukan dorongan ke atas.
c. Memukul
Bola
Ketika berada
di udara, jarak antara bola dengan spiker adalah sepanjang jangkauan lengan
yang akan digunakan untuk memukul bola. Tarik lengan ke arah belakang kepala,
kemudian pukulkan kearah depan sepanjang jangkauan tangan hingga mengenai bola
secepat dan sekeras mungkin. Pemukulan bola yang benar, telapak tangan akan
mengenai bola tepat pada bagian tengah bola. Pada saat menyentuh bola, pergelangan
tangan juga dihentakkan ke depan untuk menambah kekuatan pemukulan. Sedangkan
posisi jemari tangan pada saat melakukan pukulan adalah dalam keadaan menutup
permukaan bola.Setelah melakukan pukulan, tangan dan badan melakukan gerakan
membungkuk. Ketika melakukan tehnik spike ini, seorang spiker harus mampu
menjaga keseimbangan tubuhnya dengan baik pada saat berada di udara.
d. Mendarat
Pendaratan
setelah melakukan lompatan spike dilakukan dengan kedua kaki yang mengeper
(tidak kaku atau tegang). Usahakan mendarat dengan jari-jari kaki atau telapak
kaki bagian depan terlebih dahulu, dengan posisi badan membungkuk ke arah
depan. Untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, maka ketika mendarat
usahakan dengan sikap lutut yang lentur (tidak kaku atau tegang). Dan yang
terakhir adalah, usahakan semaksimal mungkin untuk mendaratkan kedua telapak
kaki pada tempat yang tidak terlalu jauh dengan tempat yang digunakan untuk
melakukan lompatan.Pada permainan bola voli sekarang, ada beberapa jenis tehnik
menyerang yang telah diperkenalkan. Berikut ini adalah beberapa tehnik
menyerang dalam permainan bola voli yang telah berkembang pada saat ini:
e. Backcourt/Backrow
Tehnik spike
Backcourt atau Backrow ini juga biasa disebut dengan Pipe attack. Tehnik ini
adalah salah satu jenis spike yang biasa dilakukan oleh pemain pada barisan
belakang (pemain belakang). Karena spike ini dilakukan oleh pemain belakang,
maka pelaksanaannya tidak boleh dilakukan dari depan garis 3 meter. Untuk
melakukan spike ini, pemain belakang harus melakukannya dari belakang garis 3
meter sebelum menyentuh bola. Meskipun demikian, pemain tetap dapat melakukan
pendaratan di depan garis 3 meter.
f. Line
and Cross-Court Shot
Kedua jenis
tehnik spike ini dibedakan berdasarkan pada arah bola yang melesat ke area
lawan, apakah menyilang (menyudut) atau lurus sejajar dengan garis samping
lapangan. Pada tehnik ini dikenal istilah “cut shot”, yaitu tehnik Cross-cut
shot yang dilakukan dengan arah yang sangat menyudut sehingga bola mendarat
dekat sekali dengan garis 3 meter.
g. Dip/Dink/Tip/Cheat
Dapat
dikatakan bahwa tehnik menyerang yang satu ini merupakan sebuah serangan dalam
bentuk gerakan tipuan. Biasanya pemain akan melakukan gerakan seolah-olah akan
melakukan spike, namun ternyata pemain tersebut tidak melakukan pukulan keras
sama sekali. Pemain tersebut biasanya hanya melakukan pukulan lembut atau
bahkan hanya melakukan sedikit sentuhan saja. Sentuhan atau pukulan lembut yang
diawali dengan gerakan spike tersebut diharapkan dapat mengecoh tim lawan, sehingga
bola dapat mendarat di lapangan lawan yang perthanannya sedang lemah.
h. Tool/Wipe/Block-abuse
Pada tehnik
ini, pemain juga tidak berusaha untuk melakukan sebuah spike yang keras. Tehnik
ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu tehnik tipuan dalam permainan bola
voli. Biasanya, pemain hanya akan melakukan pukulan yang lembut ke arah block
lawan. Dengan demikian, diharapkan bola tersebut dapat memantul dari block dan
jatuh ke dalam area lawan.
i.
Off-speed hit
Pada tehnik
inipun tidak terlalu jauh berbeda, karena pemain juga tidak melakukan pukulan
yang keras pada bola. Dan pada dasarnya, tehnik ini juga digunakan untuk
mengecoh pertahanan lawan saja.
j.
Quick hit/One
Quick hit
merupakan salah satu jenis spike cepat yang dilakukan oleh blocker tengah.
Dalam tehnik ini, setter akan menempatkan bola hanya sedikit berada di atas
net. Blocker tengah melakukan awalan untuk melakukan spike sebelum setter
menyentuh bola. Kemudian melompat dan langsung menyerang bola dengan sangat
cepat, segera setelah bola terlepas dari tangan setter. Tehnik Quick hit ini
merupakan salah satu tehnik penyerangan yang sangat efektif dalam permainan
bola voli.
k. Slide
Salah satu
variasi serangan yang diadopsi dari tehnik Quick hit adalah Slide. Pada tehnik
Slide ini, setter akan melakukan back set rendah. Blocker tengah akan bergerak
berputar ke belakang setter dan langsung menyambut bola dengan pukulan yang
sangat cepat, seperti pada Quick hit.
l.
Double quick hit/Stack/Tandem
Salah satu
tehnik variasi spike yang lain adalah Double quick hit. Ini juga merupakan
salah satu tehnik spike dengan gerakan tipuan yang terdapat pada permainan bola
voli. Pada tehnik ini, salah seorang pemukul bola berada di depan setter,
kemudian seorang pemukul yang lainnya berada di belakang setter tersebut.
Terkadang, kedua pemukul tersebut juga berada di depan setter, kemudian
keduanya melompat dan melakukan gerakan spike secara bersamaan. Gerakan
tersebut hanyalah gerakan tipuan yang digunakan untuk mengecoh blocker lawan.
Karena, spike yang sebenarnya akan dilakukan oleh spiker pada posisi 4. Dengan
gerakan tipuan tersebut, kemungkinan besar spiker pada posisi 4 akan dapat
melakukan penyerangan dari area belakang tanpa satu block-pun yang menghalang
5.
Bock/Blokir
Tehnik dasar yang lain, yang terdapat dalam permainan bola voli adalah
Block. Tehnik ini digunakan untuk menahan serangan yang dilakukan oleh tim
lawan. Pertahanan dalam tehnik block dapat berupa menahan serangan lawan agar
bola yang di-spike oleh pemain dari tim lawan tidak mampu menyeberangi net dan
tetap berada di area lawan. Atau pertahanan yang berupa memperlambat gerakan
bola yang telah di-spike oleh pemain dari tim lawan, sehingga gerakannya
menjadi lebih lambat dan lebih mudah untuk di kendalikan. Sebagai salah satu
tehnik pertahanan yang sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli, maka
sebaiknya setiap pemain harus mampu menguasai tehnik ini dengan baik.
Untuk melakukan tehnik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua kaki dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan diletakkan di depan dada, dengan posisi telapak tangan mengahadap ke arah net dan dengan jari-jari terbuka (dikembangkan) selebar mungkin. Untuk melakukan lompatan yang maksimal, lutut ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah depan. Setelah itu, lakukan lompatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat melakukan lompatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan.
Untuk melakukan tehnik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua kaki dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan diletakkan di depan dada, dengan posisi telapak tangan mengahadap ke arah net dan dengan jari-jari terbuka (dikembangkan) selebar mungkin. Untuk melakukan lompatan yang maksimal, lutut ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah depan. Setelah itu, lakukan lompatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat melakukan lompatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan.
Agar pertahanan block dapat dilakukan secara meluas, maka jari-jari
tangan sebaiknya dibuka ketika melakukan block. Posisi jari-jari yang terbuka
ini akan semakin mempersempit jalur penyeberangan bola melewati net, sehingga
akan memaksimalkan fungsi block. Ketika spiker dari tim lawan memukul bola,
maka blocker yang sudah berada dalam posisi melayang di udara segera menghadapakan
kedua tangannya ke arah bola tersebut dan berusaha untuk menguasai bola.
Sewaktu tangan melakukan kontak dengan bola, pergelangan tangan menekan dari
arah atas ke depan bawah. Pada saat yang sama, jari-jari kedua tangan sebaiknya
ditegangkan agar dapat menahan tekanan bola dengan kuat. Block yang baik adalah
block yang ketika bola belum dipukul, tangan blocker sudah berada dalam posisi
mengurung bola. Setelah melakukan kontak (block) dengan bola, maka blocker-pun
mendarat kembali ke lantai dengan menggunakan kedua kaki, dan dengan lutut yang
lentur
Untuk melakukan block yang baik, blocker juga harus mampu memprediksi ke arah mana kira-kira spiker tim lawan akan mengarahkan bola.
Untuk melakukan block yang baik, blocker juga harus mampu memprediksi ke arah mana kira-kira spiker tim lawan akan mengarahkan bola.
6.
Dig
Untuk menyelamatkan bola agar tidak jatuh setelah di-spike oleh tim
lawan, maka biasanya seorang pemain akan melakukan tehnik Dig. Tehnik ini
biasanya digunakan dalam keadaan darurat. Ketika posisi jatunya bola sudah
berada dekat dengan lantai dan tidak dapat diselamatkan lagi dengan menggunakan
tehnik pass, maka tehnik Dig inilah yang akhirnya digunakan.
Pada dasarnya, tehnik Dig ini sama dengan tehnik pass atau bump. Istilah
Overhand dig digunakan ketika seorang pemain melakukan Dig dengan menggunakan
ujung jemarinya. Sementara Bump dig adalah istilah yang digunakan untuk Dig
yang dilakukan dengan menggunakan kedua lengan yang digabungkan. Dalam tehnik
Dig, seorang pemain biasanya juga menampilkan gerakan meluncur (dive), yaitu
melemparkan tubuhnya ke arah depan untuk menyelamatkan bola, yang kemudian
mendarat dengan menggunakan dadanya
Seorang pemain biasanya akan memperjuangkan bola dengan sekuat tenaga dan
dengan segala cara yang tidak melanggar peraturan permainan yang telah
ditetapkan. Sekali waktu, seorang pemain juga terpaksa harus menjatuhkan
badannya dengan cepat hanya untuk menyelamatkan bola agar tidak terjatuh. Untuk
mencegah luka maupun cidera pada tubuh ketika menjatuhkan tubuhnya, biasanya
seorang pemain juga melakukan tehnik berputar (rolling) ketika jatuh.
Selain itu, terkadang seorang pemain juga melakukan tehnik yang disebut dengan “pancake” untuk menyelamatkan bola yang hampir menyentuh lantai. Pada tehnik ini, seorang pemain akan meluncur dan mendorongkan tangannya ke arah depan
Selain itu, terkadang seorang pemain juga melakukan tehnik yang disebut dengan “pancake” untuk menyelamatkan bola yang hampir menyentuh lantai. Pada tehnik ini, seorang pemain akan meluncur dan mendorongkan tangannya ke arah depan
7.
Strategi
Strategi adalah salah satu faktor terpenting yang memiliki pengaruh besar
dalam setiap aktivitas kehidupan. Begitu juga pada olahraga permainan bola
voli, strategi menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan. Setiap
kali akan melakukan sebuah pertandingan, setiap tim pasti sudah terlebih dahulu
mempersiapkan strategi mereka masing-masing. Bahkan, strategi juga selalu
digunakan dalam setiap pertandingan latihan. Strategi merupakan rancangan
langkah-langkah yang sudah diprogram atau direncanakan, yang akan dilakukan
ketika mengikuti sebuah pertandingan.G. Spesialisasi
PemainPada setiap tim bola voli, ada 5 posisi yang wajib diisi oleh pemain.
Sesuai dengan posisi tersebut, maka setiap pemain memiliki peran yang harus
dijalankan masing-masing. Meskipun pada dasarnya setiap pemain harus mampu
memainkan peran pada setiap posisi, namun masing-masing pemain memiliki
spesifikasi tersendiri. Ke-5 posisi yang terdapat pada permainan bola voli
tersebut adalah setter, left side hitter atau outside hitter, middle hitter
atau middle blocker, right side hitter, dan libero.
8.
Setter
Setter adalah pemain yang dispesialisasikan untuk mengatur bentuk
penyerangan. Bola kedua setelah pass akan di set oleh setter, kemudian ia akan
menempatkan bola di udara agar dapat di spike oleh attacker. Dengan demikian,
setter dan attacker harus mampu menciptakan kerjasama dengan baik. Setter harus
memiliki kualitas yang bagus dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan
di spike. Selain itu, setter haruslah seorang pemain yang lincah dan mampu
bergerak dengan cepat di area permainan.
9.
Libero
Jika kita memperhatikan sebuah pertandingan bola voli, maka pada setiap
tim kita akan melihat seorang pemain yang menggunakan seragam yang berbeda
dengan semua pemain di timnya. Pemain dengan seragam yang berbeda itulah yang
disebut dengan libero. Dalam bahasa Italia, libero mempunyai arti “bebas”.
Sesuai dengan nama tersebut, maka libero adalah pemain yang dapat secara bebas
mengambil alih peran pemain yang lain. Namun, dalam sebuah pertandingan, libero
tidak boleh memiliki dua posisi atau berganti posisi. Seorang pemain yang telah
diposisikan sebagai libero, tidak boleh berganti posisi menjadi spiker atau
yang lain dalam sebuah pertandingan. Meskipun ia dapat mengambil alih peran
pemain-pemain yang lain, namun posisinya adalah tetap sebagai seorang libero
sampai pertandingan berakhir.
sampai pertandingan berakhir.
Pada dasarnya, libero bertugas untuk menerima serangan-serangan (spikes)
yang dilakukan oleh attacker tim lawan. Berdasarkan fungsi utama tersebut, maka
seorang libero tidak harus memiliki postur tubuh yang tinggi seperti pemain
yang lain. Hal ini karena seorang libero tidak bermain di area yang dekat
dengan net. Yang paling ditekankan bagi seorang libero adalah kualitas pass
yang baik, memiliki kecepatan gerak yang tinggi, dan tentu saja harus memiliki
stamina yang baik.
a. Blocker
tengah (Middle Bolcker) atau spiker tengah (Middle Hitter)
Middle
blocker adalah pemain yang pada dasarnya bertugas menahan serangan attacker
dari tim lawan. Namun, Middle blocker ini juga dapat bertugas sebagai seorang
spiker. Biasanya, Middle blocker ini melakukan spike berupa quick hit.
b. Spiker
luar (Outside hitter)
Outside
hitter adalah seorang attacker yang melakukan spike dari sisi kiri lapangan.
Disebut “Outside hitter”, karena ketika hendak melakukan spike, pemain ini
biasanya selalu mengambil awalan dari luar garis samping lapangan.
c. Spiker
Kanan (Right Side Hitter)
Right spike
hitter adalah lawan dari Outside hitter. Pemain ini menempati posisi yang
berlawanan dengan Outside hitter, yaitu di sebelah kanan. Spike-pun dilakukan
dari sebelah kanan. Biasanya, Right side hitter adalah salah seorang pemain
yang paling banyak melakukan spike dalam sebuah pertandingan bola voli
dibandingkan dengan pemain-pemain yang lain.
H.Formasi 4-2, 6-2, dan 5-1 adalah tiga macam formasi standar yang dikenal dalam permainan bola voli. Untuk pertandingan pada kelas pemula, biasanya menggunakan formasi yang pertama, yaitu formasi 4-2. Sedangkan pada permainan kelas tinggi, biasanya menggunakan formasi 5-1. Angka-angka tersebut mengarah pada jumlah pemain yang akan berperan sebagai spiker dan setter.
H.Formasi 4-2, 6-2, dan 5-1 adalah tiga macam formasi standar yang dikenal dalam permainan bola voli. Untuk pertandingan pada kelas pemula, biasanya menggunakan formasi yang pertama, yaitu formasi 4-2. Sedangkan pada permainan kelas tinggi, biasanya menggunakan formasi 5-1. Angka-angka tersebut mengarah pada jumlah pemain yang akan berperan sebagai spiker dan setter.
d. Formasi
4-2
Yang dimaksud
dengan formasi 4-2 adalah, pada tim tersebut terdapat empat orang pemain yang
akan berperan sebagai spiker, dan 2 orang lainnya akan berperan sebagai setter.
Pada formasi ini, setter biasanya akan melakukan set dari posisi tengah depan
lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan set dari posisi depan
sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini, maka sebuah tim akan
selalu memiliki dua orang spiker pada bagian depan.
e. Formasi
6-2
Pada formasi
6-2 ini, ke-6 pemain dapat berperan sebagai spiker. Dan pada saat yang sama,
dua dari enam pemain tersebut juga dapat berperan sebagai setter. Intinya,
formasi 6-2 ini sama dengan formasi 4-2, yaitu akan sama-sama memiliki 4 orang
pemain yang berperan sebagai spiker dan 2 orang pemain sebagai setter.
Perbedaannya, yang berperan sebagai setter pada formasi 6-2 ini adalah pemain
yang berada pada barisan belakang. Pemain belakang akan masuk ke depan untuk
menjadi setter.
f. Formasi
5-1
Pada formasi
5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan bertindak sebagai setter. Ketika
setter berada di posisi depan (baris depan), makan tim tersebut akan memiliki 2
orang pemain yang akan berperan sebagai spiker. Sedangkan ketika setter berada
di barisan belakang,maka tim tersebut akan memiliki 3 orang pemain yang akan
berperan sebagai spiker.Libero dalam permainan bola voli.
Sejak pertama
kali libero diperkenalkan pada permainan bolavoli tahun 1997, banyak reaksi
yang muncul ada yang setuju dan ada yang tidak. Masing-masing kelompok
mengajukan berbagai macam argumentasi mulai dari yang irasional maupun yang
rasional. Bagi yang alergi perubahan dan hanya mengedapankan pada sikap
emosional, kehadiran libero dipandang sebagai sesuatu bentuk kegagalan dalam
pembinaan yang tidak dapat memberikan seluruh dasar-dasar teknik kepada setiap
pemain sampai pada tingkat mahir.
Sedangkan
bagi kelompok yang selalu menginginkan adanya inovasi, …kehadiran libero dalam
permainan bolavoli merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu agar permainan
menjadi lebih menarik dan lebih dapat memainkan emosi bagi para penonton karena
penonton disuguhi permainan tingkat tinggi dengan waktu reli yang relatip lebih
lama. Tanpa perlu mendukung yang kontra maupun pro, sejak keberadaan pemain
libero diatur dalam peraturan resmi FIVB tahun 2001 – 2004 pada bab 6 pasal 20
ayat 1, 2 dan 3, mau tidak mau, suka tidak suka, komunitas bolavoli di seluruh
dunia harus menerima dan menjalankannya.Penggunaan libero secara resmi pada
kompetisi yang diselenggarakan oleh PP PBVSI adalah ketika livoli di gelar
untuk yang pertamakalinya tahun 1999. Sedangkan untuk tim nasional pertama kali
menerapkan libero pada kejuaraan Asia Pasific di Fukuoka tahun 1999 yang
dilanjutkan di Tehran,Iran pada Kejuaraan Asia. Sedangkan pada tahun 1998 pada
Asian Games di Thailand Indonesia merupakan satu-satunya peserta yang belum
menggunakan libero. Namun demikian mulai sejak diperkenalkan hingga saat ini,
fungsi libero dalam setiap kejuaraan yang dilangsungkan di Indonesia (kecuali
pada Proliga dan Livoli) belum seperti yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan
sering dijumpainya pemain yang ditunjuk sebagai libero merupakan pemain yang
memiliki kualitas teknik paling rendah dibandingkan dengan keseluruhan anggota
tim. Dengan demikian kehadirian libero di dalam tim itu hanya sebagai pelengkap
atau pemanis sehingga tidak pernah difungsikan atau dimainkan ketika timnya
sedang bertanding. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa pelatih dan seluruh
komponen pada tim itu belum sepenuhnya mengerti dan memahami akan makna serta
fungsi kehadiran libero dalam sebuah tim.Ketika bolavoli berubah dari aktivitas
olahraga rekreatif menjadi olahraga kompetitif, semua orang menyadari bahwa
serangan dalam permainan bolavoli lebih dominan dibandingkan dengan pertahanan.
Untuk itu diperlukan usaha-usaha agar dominasi serangan dapat diseimbangkan
dengan pertahanan, caranya adalah dengan mengubah peralatan dan peraturan
permainan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pertahanan sehingga
permainan akan menjadi lebih menarik. Namun demikian usaha untuk meningkatkan
pertahanan dalam pelaksanaan perkembangannya akan selalu tertinggal
dibandingkan dengan tingkat kemajuan pada penyerangan.Hal ini disebabkan
serangan merupakan salah satu teknik yang paling menarik dalam permainan
bolavoli. Sehingga pelatih dan atlet akan selalu berusaha untuk mengembangkan
teknik serangan dengan tanpa didasari adanya rasa bosan dalam melakukannya.
Disamping itu tingkat perkembangan serangan akan berjalan linier terhadap peningkatan
kualitas biomotor atlet akibat meningkatnya kualitas latihan beban (weight
training).
Penggunaan
pemain libero yang berfungsi sebagai pemain bertahan memiliki tujuan utama
untuk meningkatkan kualitas pertahanan baik pada saat menerima servis maupun pada
saat bertahan terhadap smes yang dilakukan oleh lawan. Pada bab enam pasal
20.3.1.2. dijelaskan bahwa peran pemain libero terbatas sebagai pemain baris
belakang dan tidak diizinkan untuk melakukan serangan dari manapun termasuk di
lapangan permainan dan daerah bebas, jika pada saat kontak dengan bola, seluruh
ketinggian bola lebih tinggi dari permukaaan net. Disamping itu pada pasal
20.3.1.3. dijelaskan pemain libero tidak diperkenankan untuk serve, blok, atau
mencoba untuk memblok. Sedangkan pada pasal 20.3.1.4. mengatur bagaimana pemain
lain tidak diperkenankan untuk melakukan pukulan serang di atas net bila bola
berasal dari pass atas pemain libero di daerah serang.Bola dapat dengan bebas
diserang, jika libero melakukan tindakan yang sama dari belakang daerah serang.
Dari peraturan-peraturan tersebut menunjukkan bahwa peran pemain libero memang
disetting sebagai pemain bertahan atau dengan kata lain untuk meningkatkan
pertahanan. Dengan meningkatnya pertahanan, persentase serangan juga akan
menjadi meningkat dan kombinasi serangan akan menjadi lebih beragam. Pada
permainan bolavoli modern, dimana servis banyak dilakukan dengan cara melompat
atau hampir menyerupai dengan teknik smes, maka lintasan bola akan sangat
dipengaruhi oleh kerasnya pukulan dan cepatnya putaran bola. Dalam sebuah
penelitian ditemukan bahwa untuk mencari receiver terbaik dalam sebuah
kejuaraan lebih sulit dibandingkan mencari smasher terbaik. Mengingat teknik
pasing sangat mengandalkan ketepatan penempatan posisi badan terhadap bola dan
tingginya rasa gerak, maka diperlukan pemain yang memiliki keterampilan untuk
memainkan bola tersebut. Keuntungan lain dengan menggunakan libero adalah bahwa
pergantian yang dilakukan tidak tercatat secara resmi sebagai pergantian.
Libero bebas menggantikan siapa saja dan kapan saja dengan catatan diantara
pergantian tersebut minimal harus diselang dengan satu kali reli. Oleh karena
itu merupakan kerugian yang sangat besar bila ada tim yang tidak mengoptimalkan
libero dalam setiap pertandingan yang dilakukan. Selama pelaksanaan proliga
belum pernah ada kasus-kasus spesifik yang menyangkut libero. Namun demikian
bila libero sewaktu dalam pertandingan mengalami cedera. pelatih dapat menunjuk
pemain lain untuk menjadi libero pada sisa pertandingan tersebut dan libero
yang cedera tidak dapat masuk kembali untuk bermain pada sisa pertandingan itu.
Dari sedikit uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa libero dalam
permainan bolavoli diperlukan agar efektivitas pertahanan menjadi lebih
meningkat, sehingga pertandingan akan menjadi lebih menarik karena meningkatnya
jumlah reli dan pada akhirnya penonton mau berduyun-duyun ke tempat-tempat
pertandingan bolavoli.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka
dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan
jasmani, dan kesehatan ini, peserta didik mampu mempraktikkan teknik-teknik
dasar dalam olahraga dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri,
kejujuran, keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan
serta dapat mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersih.
B.
Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran –
saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun
pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan
alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.
Langganan:
Postingan (Atom)